Terlebih pada masa pandemi ini, minuman tradisional sangat pas untuk menghangatkan tubuh kita sembari bekerja atau belajar dari rumah. Bahan dan cara membuat minuman tradisional juga relatif mudah.
Bahan-bahannya juga banyak tumbuh di sekitar kita, contohnya jahe, kencur, kunyit, dan serai. Sementara itu, cara mengolahnya kebanyakan hanya direbus, lalu segera seruput selagi hangat. Berikut ini, minuman tradisional yang cukup digemari masyarakat Nusantara.
Sarabba
Saudara kita di Bugis, Sulawesi Selatan, menyuguhkan minuman tradisional yang lezat dan menyegarkan. Namanya, sarabba. Minuman ini diramu dari jahe, bubuk kayu manis, merica bubuk, pala bubuk, kuning telur, santan kental, dan gula merah. Rasanya unik dan cepat menghangatkan di badan.
Teh talua
Teh ini berasal dari Sumatera Barat. Bahan dasarnya berupa minuman teh yang dicampur dengan kuning telur dan rempah-rempah khas daerah Sumatera Barat. Untuk membuatnya, cukup sediakan kuning telur ukuran sedang, teh celup, susu kental manis, kayu manis bubuk, jeruk nipis, air, dan sedikit gula.
Wedang uwuh
Ini adalah minuman tradisional khas Yogyakarta, khususnya Bantul. Dalam bahasa Jawa, wedang berarti minuman panas, dan uwuh adalah “sampah”. Disebut demikian karena memang minuman ini diramu dari beragam jenis rempah kering yang sekilas tampak seperti bahan tak terpakai alias mirip sampah. Ada cengkih, jahe, kayu manis kering, kayu secang, daun pala kering, dan gula batu.
Baca Juga: Berbagai Manfaat Daun Pandan untuk Kuliner dan Kesehatan
Namun, minuman ini dipercaya berkhasiat untuk menjaga imunitas tubuh, lho. Rempah-rempahnya mengandung antioksidan tinggi dan bisa membantu mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Minuman khas yang sudah terkenal ini sangat nikmat diseruput saat masih panas.
Bir pletok
Meski namanya bir, minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol. Bir pletok menjadi kekhasan warga Betawi sejak masa kolonial. Nikmat disajikan panas maupun dingin, bir pletok dibuat dari cengkih, pala, serai, merica, jahe, kayu manis, kapulaga, daun jeruk, pandan, kayu secang, dan gula.
Wedang ronde
Dari Jawa Tengah, kita mengenal wedang ronde. Minuman tradisional ini, menurut sejumlah sumber, berasal dari China yang dikenal dengan tang yuan atau dongzhi. Dulu, minuman ini diperkenalkan oleh para saudagar China yang berlabuh di Jawa Tengah.
Dalam semangkuk wedang ronde terdapat bola-bola kecil dari tepung beras yang diisi dengan kacang tanah tumbuk, gula merah, dan diberi pewarna makanan kuning, merah, atau hijau. Sedangkan air atau kuahnya adalah campuran jahe dan gula pasir. Biar lebih “rame” wedang ronde juga ada yang diberi taburan kacang tanah sangrai, irisan roti tawar, dan sesendok tape ketan.
Bajigur
Bajigur adalah minuman tradisional khas Jawa Barat. Sangat cocok menemani kegiatan malam hari kita. Apalagi menyesapnya sambil ditemani singkong goreng atau pisang goreng. Nikmat sekali.
Minuman tradisional ini berbahan jahe, daun pandan, serai, kayu manis, santai kelapa, dan gula aren. Ada juga yang menambahkan sedikit kopi instan. Konon, bajigur berasal dari kebiasaan para petani Sunda yang sering membuat minuman dari gula aren sebelum turun ke sawah. Resep minuman ini kini telah menyesuaikan zaman dan selera anak muda.
Sekarang, minuman tradisional apa kesukaanmu? Kamu bisa menanam sendiri beberapa bahannya di sekitar rumah. Tetap jaga kesehatan, selalu kenakan masker meski kamu sudah mendapat vaksinasi Covid-19. [*]