Sebisa mungkin, kita memang tak membuang atau menyia-nyiakan makanan. Selain persoalan etis, menyia-nyiakan makanan berujung pada persoalan baru, yaitu limbah. Tidak main-main, di dunia food waste mencapai sepertiga dari seluruh bahan pangan yang masuk ke rantai pasok.
Nah, di rumah kita mungkin kerap memiliki makanan sisa yang bingung akan kita apakan lantaran tidak bisa kita habiskan dalam jangka pendek. Daging, buah, sayur-sayuran, dan sebagainya.
Selagi bahan pangan itu masih bagus, kita bisa berkreasi mengawetkannya agar makanan lebih awet dan daya simpannya menjadi lebih panjang. Berikut beberapa cara pengawetan makanan yang bisa dilakukan di rumah.
1. Membekukan
Ini cara yang termudah, memasukkan makanan ke lemari pembeku atau freezer. Cara ini lazim kita pakai untuk mengawetkan daging. Namun, tak hanya daging atau makanan beku olahan yang bisa disimpan di dalam lemari pembeku.
Sayur-sayuran, beberapa jenis buah, dan roti bisa menjadi lebih tahan lama apabila disimpan di freezer. Roti tawar, misalnya, menjadi tetap oke kualitasnya hingga satu bulan. Beberapa jenis buah, terutama yang akan diolah sebagai jus, dapat dibekukan juga. Stroberi, nanas, atau pisang, misalnya.
Sementara itu, menyimpan sayuran di freezer butuh trik khusus. Yang perlu diingat pertama, sayuran yang cocok disimpan di lemari pembeku adalah sayuran yang kandungan airnya tidak terlalu tinggi. Kadar air yang tinggi dapat membuatnya lembek ketika dikeluarkan.
Jenis sayuran yang aman disimpan di lemari pembeku misalnya brokoli, kembang kol, wortel, atau buncis. Baik juga apabila sebelum dibekukan sayuran ini direbus atau kukus setengah matang terlebih dulu.
2. Mengeringkan
Mengeringkan atau membuat makanan terdehidrasi adalah salah satu metode lain pengawetan. Dengan menghilangkan kelembaban pada makanan, kita juga mencegah pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme di dalam bahan pangan tersebut. Di rumah, cara ini bisa dilakukan dengan menjemur atau memanggang makanan dengan oven.
Kamu bisa mengeringkan misalnya sayuran, buah-buahan, atau bahan herbal. Kalau menjemur membutuhkan waktu lama dan berisiko juga karena ada kemungkinan hujan, gunakan oven. Oh iya, makanan juga lebih cepat kering jika diiris tipis-tipis. Jadi, kalau sekiranya itu memungkinkan, irislah terlebih dulu makanan yang mau kamu keringkan.
3. Membuat acar
Membuat acar juga menjadi cara tradisional untuk mengawetkan makanan dan mengurangi food waste. Acar dibuat dengan cara merendam sayuran di dalam larutan cuka, air, dan garam yang kemudian disimpan di dalam kulkas.
Tentu saja, bukan hanya timun dan wortel yang bisa dijadikan makanan. Kita bisa melakukannya pada hampir semua jenis sayuran. Agar rasa lebih segar, kamu juga bisa menambahkan jahe pada acarmu.
Baca juga :Â
- Ini Cara Mengatur Letak Makanan di Kulkas yang Tepat
- Bisa Jadi Makanan Pokok, Ini 5 Alternatif Pengganti Nasi
4. Mengasinkan
Teknik pengasinan mengandalkan garam untuk memperpanjang usia bahan makanan. Garam akan menarik air keluar sekaligus membunuh bakteri pada bahan pangan. Tak hanya mengawetkan, metode ini menambahkan rasa yang unik dan gurih pada makanan. Yang lazim diasinkan, misalnya ikan, daging, atau telur.
5. Memaniskan
Tak hanya garam, gula pun punya efek yang sama dalam mengawetkan makanan. Praktik mengasinkan dan memaniskan memang sudah dilakukan sejak zaman dahulu, ketika kita belum bisa membekukan makanan di kulkas atau mengeringkan makanan dengan mesin.
Gula dapat mengeluarkan cairan dari makanan dan mencegah bertumbuhnya bakteri atau jamur. Mengawetkan makanan dengan cara ini juga menambahkan rasa dan mengubah teksturnya, sehingga makanan dapat terasa lebih nikmat. Bukankah karena itu juga kamu suka mengudap manisan buah?
Nah, selain menjadikannya sebagai manisan, bahan pangan, terutama buah dapat juga dijadikan selai. Prinsip metode ini sama, mengurangi kadar air dan menambahkan gula.
Bedanya dengan manisan biasa, pada selai biasanya buah dihancurkan terlebih dulu, misalnya dengan blender. Kamu juga bisa mencoba membuat selai buah sendiri.
Nah, itu cara-cara mengawetkan makanan yang bisa kita lakukan di rumah. Semoga tak ada lagi cerita makanan terbuang karena busuk, ya!