Segala bentuk kekurangan gizi, terutama pada balita, dapat membuat perkembangan otak anak dan fisiknya terganggu. Di Indonesia, stunting pada anak menjadi bentuk kekurangan gizi paling umum.
Stunting atau kondisi gagal tumbuh biasanya ditandai dengan tubuh pendek. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, prevalensi stunting pada anak usia di bawah 2 tahun sebesar 29,9 persen. Bisa dikatakan, 1 dari 3 anak mengalami hal ini.
Mengenal wasting
Selain stunting, wasting menjadi persoalan serius. Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak menurun, sangat kurang, atau berada di bawah rentang normal. Anak yang mengalami wasting terlihat kurus. Proporsi berat badannya tidak ideal dibandingkan dengan tinggi badannya. Menurut data Riskesdas 2018, angka wasting pada balita sebesar 10,2 persen.
Wasting dapat meningkatkan risiko kerentanan terhadap penyakit, bahkan kematian. Sejumlah riset menyebutkan, tingkat kematian pada anak dengan gizi buruk akut 11,6 kali lebih tinggi dibandingkan pada anak dengan gizi baik.
Gizi buruk yang dialami pada masa kanak juga dapat berdampak seseorang mengalami dapat masalah kesehatan dan perkembangan kognitif sepanjang hidup mereka. Selain itu, wasting meningkatkan risiko stunting pada anak.
Baca juga :Â
Kenali cirinya
Lantaran begitu berisiko mengganggu perkembangan anak, wasting mesti diwaspadai. Anak dikatakan mengalami wasting ketika hasil pengukuran indikator berat badan per tinggi badan (BB/TB) berada pada -2 sampai dengan -3 di bawah standar deviasi. Jika indikatornya di bawah -3, anak bahkan berisiko mengalami wasting akut.
Orangtua sebaiknya lekas-lekas peka pada kondisi anak, terutama ketika berat badannya menurun dengan cepat, sedangkan tingginya bertambah. Inilah salah satu ciri wasting yang paling mudah dipantau.
Apalagi, jika anak sangat kurus sampai tulang-tulangnya tampak menonjol. Anak yang mengalami wasting biasanya juga sering merasa lemas sehingga tidak seaktif anak-anak seusianya.
Apabila anak memiliki ciri-ciri tersebut, kondisinya mesti segera diperiksakan. Biasanya setelah itu dilakukan perbaikan gizi, antara lain dengan memberikan makanan tinggi kandungan protein untuk mendukung kenaikan berat badan serta vitamin dan mineral lain untuk mempercepat pembentukan jaringan baru.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Langkah untuk Mencegah Stunting Â