Apa itu JOMO?
Sebuah penelitian di Journal of Consumer Affair berjudul Social media and mindfulness: From the fear of missing out (FOMO) to the joy of missing out (JOMO) menjelaskan bahwa JOMO hadir sebagai respons terhadap efek negatif FOMO, terutama di kalangan pengguna media sosial.
Dengan JOMO, kita diajak untuk lebih sadar dan selektif dalam menggunakan waktu serta energi, sehingga tidak merasa terbebani oleh ekspektasi sosial yang sering kali tidak relevan.
Maka, Jika FOMO membuat seseorang cemas karena merasa tertinggal dari pengalaman yang dibagikan orang lain, JOMO justru mengundang kita untuk menikmati ketenangan dari “tidak ikut-ikutan”.
Fenomena ini lahir dari kebutuhan untuk melindungi kesehatan mental di tengah tekanan sosial yang sering kali didorong oleh dunia digital.
JOMO muncul sebagai pengingat bahwa tidak semua momen harus kamu kejar, dan bahwa memilih untuk melewatkan sesuatu juga bisa menjadi bentuk penghargaan pada diri sendiri.
Ketika seseorang merasa lelah dengan tuntutan untuk terus mengikuti tren atau tampil “terlihat,” JOMO muncul sebagai alternatif yang menenangkan. Ia mengajak kamu untuk fokus pada apa yang benar-benar berarti, tanpa takut akan penilaian orang lain.
Manfaat untuk kesehatan mental
JOMO bisa dikatakan menawarkan banyak manfaat, terutama pada kesehatan mental. Saat kamu membebaskan diri dari tekanan untuk selalu hadir di media sosial, perasaan stres dan cemas karena takut ketinggalan pun akan berkurang.
Sebaliknya, kamu bisa lebih fokus menikmati hal-hal sederhana di sekitar. Bayangkan, bukankah lebih menyenangkan jika waktu yang biasanya kita habiskan untuk “scrolling” bisa dipakai untuk hal-hal yang menenangkan, seperti membaca buku, berkebun, atau berjalan-jalan menikmati alam?
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa JOMO bisa meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan emosi. Ketika kita tidak terlalu khawatir pada aktivitas orang lain, tubuh dan pikiran akan merasa lebih santai. Hal ini berdampak pada kualitas tidur yang lebih baik dan perasaan bahagia yang lebih stabil.
Baca juga: Mengenal FoMO dan Cara Mengatasinya
Perbedaan JOMO dengan slow living dan minimalisme
Sekilas, JOMO mungkin terlihat mirip dengan konsep slow living atau minimalisme. Namun, ada perbedaan mendasar di antara ketiganya.
Slow living berfokus pada memperlambat gaya hidup agar bisa menikmati setiap momen, sedangkan minimalisme mendorong kita untuk mengurangi barang dan hanya mempertahankan hal-hal esensial.
Sementara itu, JOMO lebih fokus pada rasa puas dan bahagia saat memilih tidak terlibat dalam aktivitas tertentu, terutama dalam konteks digital.
Misalnya, dalam menjalani JOMO, seseorang bisa dengan nyaman menolak undangan pesta karena merasa waktu santai di rumah lebih bermakna.
Ini bukan tentang mengurangi jumlah barang atau memperlambat hidup, melainkan tentang memprioritaskan diri sendiri dan memilih pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Baca juga: Jadi Tren Anak Muda Indonesia, Apa itu Doom Spending?
Cara menerapkan JOMO
Kamu tertarik untuk menjalankan JOMO? Berikut adalah langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.
1. Buat Batasan Waktu
Tentukan waktu khusus untuk membuka media sosial dan patuhi batasan tersebut. Banyak orang merasa lebih tenang saat waktu berinteraksi dengan layar berkurang.
2. Nikmati Momen Tanpa Gangguan
Ketika sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, coba tinggalkan ponsel dan nikmati kebersamaan. Fokus pada percakapan dan pengalaman yang sedang terjadi.
3. Temukan hobimu
Cobalah hobi yang membuatmu rileks, seperti memasak, berkebun, atau menulis. Aktivitas yang membangun ini bisa menjadi sumber kebahagiaan yang lebih memuaskan daripada sekadar “scrolling” di media sosial.
4. Ubah Pola Pikir
Alih-alih melihat absen dari media sosial sebagai “ketinggalan,” pikirkan bahwa ini adalah kesempatan untuk mendapatkan ketenangan. Berikan ruang untuk diri sendiri tanpa gangguan informasi dari luar.
Dengan JOMO, kita bisa menikmati hidup dengan lebih autentik tanpa merasa terbebani untuk selalu mengikuti tren.
Tak apa merasa “ketinggalan” sejenak dengan yang terjadi atau tren saat ini. Karena sejatinya, kamu tidak akan tersakiti atau kehilangan apapun.