Keadilan adalah hak yang harus dimiliki oleh semua manusia. Bahkan, pada sila kelima pada pancasila berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” yang menekankan pentingnya keadilan.
Realitasnya, tak semua bisa mendapat kesempatan yang sama untuk mencicipi keadilan, terlebih bagi mereka yang berada di kelas bawah. Sebab, kini semua hal bisa diputarbalikan jika seseorang memiliki jabatan, kekuasaan, hingga uang penutup mulut.
Tokoh Agung dalam original series milik siniar Tinggal Nama bertajuk “Meja yang Tak Lagi Hijau” yang bisa diakses melalui dik.si/TNAgungE5, juga merasakan hal serupa. Saat ia membutuhkan keadilan, tak ada orang yang mampu membantunya.
Prinsip Dasar Keadilan
Prinsip keadilan pertama kali didefinisikan oleh Aristoteles lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Filsuf ini mengatakan, “Yang sama harus diperlakukan sama dan yang tidak sama tidak diperlakukan sama.”
Misalnya, jika A dan B melakukan pekerjaan yang sama, secara adil mereka harus dibayar dengan upah yang sama. Apabila A dibayar lebih dari B karena dia laki-laki, ada ketidakadilan di situ karena jenis kelamin tidak relevan dengan pekerjaannya.
Jika melihat dari definisinya, keadilan berarti memberikan hak yang sama bagi semua orang. Artinya, jika manusia memiliki latar belakang sosial yang berbeda dikumpulkan dalam satu ruangan, mereka berada dalam posisi setara.
Itu sebabnya, konsep keadilan sering kali digunakan dalam bidang hukum untuk menilai dan menimbang hukuman yang setimpal. Tentunya, dalam pertimbangan itu harus sesuai dengan standar kebenaran terkait tindakan yang telah diperbuat.
Selain konteks hukum, Indonesia merupakan negara yang memiliki pancasila sebagai dasar negara. Di dalam dua silanya, yaitu sila kedua dan kelima, terdapat kata adil dengan konteks sosial dan masyarakat.
Hal ini disebabkan manusia pada dasarnya merupakan individu yang masih terbatas. Sebab, ada norma sosial dan agama yang harus dihormati serta ditaati agar semua orang merasakan keadilan yang sama.
Keadilan ini juga tercermin dalam sistem pemerintahan Indonesia, yaitu demokrasi. Dalam hal ini, seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk turut serta dalam kegiatan pemerintahan.
Melihat konteks di dalam masyarakat, keadilan juga diperlukan ketika ada perbedaan pendapat. Saat membuat keputusan, pasti harus dipertimbangkan pula manfaat, konsekuensi, dan beban yang harus didistribusikan tanpa menyakiti salah satu pihak.
Bahkan, argumen tentang keadilan memiliki tradisi panjang dalam peradaban Barat. Dari Republik oleh Plato hingga A Theory of Justice oleh Harvard John Rawls, yang merupakan karya besar etika, menyatakan bahwa keadilan adalah bagian inti sentral dari moralitas.
Berbagai Jenis Keadilan
Dikutip dari Santa Clara University, ada berbagai jenis keadilan. Pertama adalah keadilan distributif yang mengacu pada sejauh mana lembaga masyarakat memastikan keadilan secara merata di masyarakat. Jika tak adil, lembaga itu harus dirombak sistemnya.
Kedua adalah keadilan retributif atau korektif. Keadilan ini mengacu pada sejauh mana hukuman itu adil melalui pertimbangan kriteria yang relevan, seperti motif kejahatan, dan mengabaikan alasan yang tak relevan.
Keadilan ini masih sulit bagi beberapa orang minoritas. Sebab, biasanya mereka terlebih dahulu akan dipandang negatif bahkan sebelum dijatuhi hukuman yang sesuai.
Jenis keadilan ketiga adalah keadilan kompensasi. Keadilan kompensasi mengacu pada sejauh mana orang diberi kompensasi yang adil oleh orang yang melukai mereka. Artinya, ganti rugi harus sebanding dengan kerugian yang diderita seseorang.
Mengapa Keadilan itu Penting?
Keadilan memiliki berbagai dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat. Dikutip Human Rights Careers, ada beberapa manfaat dari adanya keadilan.
- Meratanya Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan adalah hal yang penting dimiliki suatu negara tanpa harus membandingkan atau memprioritaskan suatu orang dengan jabatan tertentu. Di Indonesia, fasilitas kesehatan, seperti BPJS dan puskesmas, sangat membantu orang-orang dari berbagai latar belakang dengan mendapat perlakuan yang setara.
- Mengurangi Diskriminasi
Sampai saat ini, diskriminasi sesama manusia masih menjadi momok yang menyakitkan. Hal ini disebabkan adanya ketimpangan sosial sehingga membuat suatu kelompok menjadi lebih superior. Akibatnya, kelompok minoritas pun kerap terasingkan.
Namun, jika memiliki prinsip hidup saling menghormati dan meyakini bahwa semua manusia itu setara, kita tidak akan melakukan diskriminasi terhadap satu sama lain.
- Meningkatkan Kesetaraan Ekonomi
Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin bertambah setiap tahunnya. Hal ini diperparah dengan adanya inflasi yang membuat jutaan orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam hal ini, negara bisa turut membantu orang-orang yang terdampak secara ekonomi agar mereka mendapat kehidupan yang lebih layak. Misalnya, memelihara gelandangan yang tak mempunyai tempat tinggal.
Lalu, apakah Agung berhasil mendapatkan keadilannya?
Dengarkan kisah lengkapnya hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Di sana, ada pula reka ulang kisah hidup para tokoh nasional yang mampu membuatmu terpukau!
Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/TNAgungE5.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata