Sebagai wartawan Kompas yang menangani isu Timur Tengah selama hampir 30 tahun, penulis mendapat jatah menulis isu tersebut setiap hari Jumat di Kompas.id.

Tantangan yang ada di benak penulis adalah harus bisa mempersembahkan tulisan dengan isu yang out of the box pada setiap hari Jumat di Kompas.id agar berbeda dari isu yang ada di harian Kompas. Maka, isu keterpurukan bangsa Arab menjadi isu pilihan penulis untuk dipersembahkan secara rutin pada setiap hari Jumat di Kompas.id.

Pertimbangan penulis saat itu adalah isu keterpurukan bangsa Arab dan umat Islam sesungguhnya merupakan isu yang senantiasa menjadi sorotan dan perbincangan tiada habisnya oleh para cendekiawan Arab dan Muslim sejak awal abad ke-19 M sampai hari ini. Di Indonesia pun, isu keterpurukan bangsa Arab dan umat Islam juga terus diperbincangkan dan menjadi bahan diskusi yang menarik.

Di dunia Arab dan Islam, isu keterpurukan ini tidak kalah populer dengan isu Palestina yang sama-sama tidak pernah selesai diperbincangkan. Isu tersebut menemukan momentum pasca-meletusnya musim semi Arab di Tunisia, Libya, Mesir, Suriah dan Yaman pada tahun 2011. Musim semi Arab itu lalu berlanjut di Aljazair, Sudan, Lebanon, dan Irak pada tahun 2019. 

Dampak musim semi Arab tersebut sangat luar biasa hingga meletuskan perang saudara di Suriah, Yaman, dan Libya, serta krisis politik di Mesir, Tunisia, Sudan, Lebanon, Irak, dan Aljazair. Perang saudara dan krisis politik itu pun tak kunjung usai hingga saat ini. Itulah yang membuat para cendekiawan Arab tidak pernah berhenti menulis artikel di berbagai media massa dan menggelar kajian tentang isu keterpurukan bangsa Arab. 

Mereka menyebut perang saudara dan krisis politik akut di negara-negara Arab tersebut merupakan refleksi dari keterpurukan terburuk dalam sejarah modern bangsa Arab. Itu pula yang menginspirasi penulis untuk turut menulis tentang isu keterpurukan bangsa Arab dari berbagai aspeknya di rubrik isu Timur Tengah di Kompas.id. Tulisan pertama pun akhirnya turun pada edisi 15 November 2019 di Kompas.id dengan judul “Meratapi Kemunduran Bangsa Arab.”

Pasca-tulisan pertama tersebut, lalu disusul berbagai tulisan tentang isu ketertinggalan dunia Arab dari berbagai perspektif dalam rentang waktu lebih dari dua tahun, yakni sejak 15 November 2019 sampai awal tahun 2022.

Berbagai tulisan yang berserakan tersebut, penulis coba rangkum agar menjadi sebuah buku tentang isu keterpurukan bangsa Arab. Hal itu bertujuan untuk dipersembahkan kepada para pembaca yang tidak sempat membaca secara rutin atau tidak sempat berlangganan Kompas.id dalam upaya memberi atau menyampaikan informasi dan pemahaman yang komprehensif tentang isu keterpurukan bangsa Arab itu.

Buku dengan judul Mengapa Bangsa Arab Terpuruk ini, lebih merupakan buku bunga rampai dari hasil kumpulan tulisan analisis dan feature penulis dari akhir tahun 2019 sampai awal 2022 tentang isu kemunduran bangsa Arab. Dengan segala kekurangan dan ketidaksempurnaannya, penulis persembahkan buku dengan judul Mengapa Bangsa Arab Terpuruk kepada yang terhormat khalayak pembaca di mana pun berada.

Semoga buku ini bisa menambah khazanah keilmuan dan perpustakaan tentang isu bangsa Arab dengan berbagai perspektifnya di Indonesia.

Kairo, 16 Juni 2022
Musthafa Abd. Rahman