Setiap provinsi di Indonesia memiliki sejarahnya masing-masing, khususnya pada masa-masa kemerdekaan. Pasalnya, banyak tragedi berdarah yang membuat banyak orang harus kehilangan nyawanya.

Terlebih, pemerintahan di bawah para penjajah sangat menyulitkan masyarakat lokal. Sebut saja kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yang diprakarsai oleh Daendels telah menewaskan 12 ribu pekerjanya.

Beberapa tokoh yang saat itu memperjuangkan kemerdekaan juga harus melalui situasi sulit. Pasalnya, jika tertangkap membantah penjajah, mereka harus siap dikekang dalam jeruji besi. 

Salah satu penjara yang menjadi saksi bisu para tahanan tokoh kemerdekaan ini adalah Penjara Kalisosok. Kisahnya pun dituangkan dalam audio drama siniar Tinggal Nama musim keempat bertajuk “Saksi Bisu Tahanan Kalisosok” yang dapat diakses melalui dik.si/TNKalisosok.

Rupa Penjara Kalisosok

Mengutip situs Dispusip Surabaya, Penjara Kalisosok dibangun atas perintah Gubernur Jendral Daendels pada 1 September 1808, di Kalisosok, Surabaya, Jawa Timur. Biaya pembangunannya pun menghabiskan 8.000 Gulden. 

Penjara itu terletak di sebelah selatan Kalisosok 3, di Werfstraat atau di sebelah utara Jalan Rajawali dan Kembang Jepun. Orang Belanda sering menyebutnya Werfstraat Gevangenis (Penjara Jalan Werf), sementara orang pribumi biasa menyebutnya dengan Bui atau Penjara Kalisosok.

Penjara ini pernah menjadi tempat penahanan sejumlah tokoh kemerdekaan Indonesia yang dianggap mengancam pemerintah Belanda, seperti Soekarno, Wage Rudolf Soepratman, dan Kiai Haji Mas Mansur. Dilansir TribunNews, kini, penjara itu sudah tak digunakan lagi sebab Penjara Kalisosok sekarang dimiliki oleh PT Fairco Jaya Dwipa.

Meski begitu, Penjara Kalisosok merupakan tempat bersejarah bagi para ribuan penghuni bangunan tersebut. Desain dan bangunan penjara ini masih bertema kolonialisme masa lampau. Namun, bagian bangunan seperti pintu, dinding hingga atap sudah tampak kusam dan berkarat.

Meski terlihat tak terawat, bagian pintu masuk Penjara Kalisosok terlihat masih sangat kuat. Di atasnya terdapat ruang kantor para sipir penjara. Sementara itu, di sisi kiri pintunya, terdapat plakat pemberitahuan yang bertuliskan ‘Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Surabaya’.

Penjara Kalisosok merupakan bangunan yang berstatus cagar budaya tipe A. Oleh karena itu, penjara Kalisosok tidak boleh dilakukan pembongkaran terhadap fisik bangunan. Kini, lokasinya terdapat di Jalan Kasuari Nomor 5 Krembangan Surabaya, Jawa Timur.

Penjara Kalisosok Dikenal Menyeramkan

Mengutip dari situs FIB Unair, di penjara ini, aktivis pers keturunan Tionghoa Kwee Tiam Tjing disekap selama beberapa bulan. Ruang penjaranya pun terbilang kecil karena hanya ruangan yang berukuran sekitar 2,5 x 5 meter ini masih dibagi menjadi 2 bagian, yakni depan dan belakang.

Satu ruangan di sana hanya berkapasitas 20 orang. Namun kala itu, dipaksa agar mampu ditempati 90 orang. Dinding antar-biliknya pun dibuat sangat tebal. Diketahui, dahulu penjara bawah tanah ini digunakan sebagai tempat penyiksaan.

Penjara ini dikenal menyeramkan karena keketatannya. Bahkan, setiap tahanan dipasang bandul bola besi di masing-masing kaki mereka agar tidak bisa kabur.

Anehnya, meski terdengar menyeramkan, Penjara Kalisosok merupakan lokasi yang paling nyaman karena memiliki fasilitas dan ketersediaan pangan yang lengkap. Bahkan, tahanan pribumi di Penjara Kalisosok bersaksi bahwa mereka diberi makanan enak.

Dengarkan kisah lengkap Penjara Kalisosok hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Kini, siniar Tinggal Nama sudah memasuki musim keempat yang berisi reka ulang kisah hidup para  pahlawan nasional yang mampu membuatmu terpukau!

Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut dik.si/TNKalisosok.

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata