Dalam sebuah tim, pemimpin mempunyai peran yang krusial untuk mengarahkan dan mengembangkan anggotanya. Sebab, hal ini tentu berpengaruh pada kesuksesan target yang akan diraih.
Model kepemimpinan mengayomi pun mulai santer digunakan pada masa kini. Mengutip HBR, dulu, banyak pemimpin yang lebih senang memberikan perintah daripada memberikan ruang tumbuh bagi karyawannya.
Namun, hal ini tidak lagi efektif karena menurut Al Falaq Arsendatama, Executive Coach dan ViseCoach Founder, dalam siniar Obsesif bertajuk “The Leader and The Coach” yang dapat diakses melalui dik.si/ObsesifS7EP2, pemimpin harus mampu memberdayakan anggota timnya.
Pemberdayaan ini bisa dimulai dengan memancing anggota tim berpikir untuk mencari solusi dari setiap permasalahan.
Selain itu, definisi pemimpin juga turut meluas. Jika dulu pemimpin diidentikan pada orang-orang yang mempunyai jabatan, kini semua orang bisa menjadi pemimpin. Sebab, “Kalo pemimpin dia bisa memimpin suatu community atau inisiatif tertentu,” ujar Al Falaq.
Kompetensi yang Harus Dimiliki Pemimpin
Sebelum menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan. Beberapa di antaranya adalah pemikiran yang strategis, komunikasi, menjalin relasi, mendengar aktif, bertanya, dan membantu karyawan berkembang.
Tak hanya itu, pemimpin juga harus bisa mengelola percakapan yang menghasilkan pemikiran baru. Al Falaq menjelaskan, “Jadi, facilitating proses berpikir agar orang tau tentang dirinya dan apa yang akan dia kerjakan.”
Sebab, pemimpin sukses mampu memfasilitasi pertumbuhan anggota timnya sehingga mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.
“Kita perlu kemampuan juga men-develop orang supaya orang mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Ketika kita punya kemampuan mengelola pekerjaan dan mengembangkan kapasitas orang agar mampu mengerjakan pekerjaan itu,” tegas Al Falaq.
Kemampuan-kemampuan di atas penting dimiliki pemimpin karena setiap pekerjaan pasti akan ada tantangan. Waktu yang diperlukan untuk memupuknya pun tak sebentar.
Model GROW dalam Melatih Karyawan
Al Falaq juga menyebutkan model GROW yang bisa pemimpin lakukan untuk membantu mengembangkan kemampuan karyawan.
Pertama adalah goals (target). Dalam tahap ini, diperlukan kejelasan tujuan yang ingin dicapai, dikembangkan, dan diperoleh dalam beberapa waktu ke depan.
Kedua adalah reality (sesuai realita), yaitu melihat keadaan masa kini saat ingin mencapai tujuan tersebut. Fokuskan pada kelebihan, kekurangan, dan hal-hal yang sudah diupayakan tapi masih belum berhasil.
Ketiga, yaitu options (opsi). Dalam meraih tujuan, dibutuhkan inovasi agar bisnis bisa berkembang. Selain itu, kita tentu juga sulit memprediksi situasi. Itu sebabnya, penting untuk memiliki berbagai opsi agar mencoba pilihan lain jika yang utama tak bekerja.
Keempat, yaitu will (kemauan). Pada tahap ini, kita harus merealisasikan rancangan yang telah dibuat. Prosesnya pun tak mudah dan membutuhkan usaha yang berulang.
Namun, pada tahap terakhir inilah yang bisa membuat pemimpin dan anggota tim berkembang. Al Falaq menggambarkan, “Besok pas melakukannya perlu dievaluasi hasilnya gimana, improve lagi mungkin ada yang keliru. Jadi, diulangi berkali-kali biar seseorang itu grow yang sesungguhnya.”
Peran Karyawan dalam Membantu Pemimpin
Meski pemimpin adalah kunci utama, tapi karyawan juga memiliki andil dalam membantunya menyelesaikan pekerjaan. Menurut Al Falaq, ada dua sikap yang sebaiknya karyawan miliki.
Pertama adalah terbuka. Artinya, karyawan tak boleh ragu mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, penting pula untuk menjaga kerahasiaannya. Hal ini mampu memberikan dampak positif, “Terima apa adanya karena ini yang akan di-solved bareng-bareng.”
Oleh sebab itu, pemimpin juga harus memiliki sikap yang bijaksana dan mampu mendengarkan. Jangan pula memberikan respons negatif jika karyawan sedang berbicara.
Kedua adalah responsif. Saat menjawab pertanyaan karyawan, pemimpin harus memberikan respons yang bisa memacu orang tersebut berpikir. Ini lebih baik daripada sekadar menjawab pertanyaan yang mudah selesai.
Persiapan Menjadi Pemimpin bagi Lulusan Baru
Pada masa kini, kemampuan kepemimpinan pun sudah mulai diajarkan sejak dini, khususnya dalam pendidikan formal. Namun, Al Falaq memberikan dua hal penting yang harus dimiliki para lulusan baru sebelum menjadi seorang pemimpin.
Lulusan baru harus bisa memperhatikan situasi di sekitar lingkungan kerja. Perhatikanlah cara bekerja. Pikirkan secara matang perbedaan di hari ini dan kemarin saat men-deliver pekerjaan.
Baru setelah itu kita merefleksikan perbedaan tersebut dan memperbaikinya.
Ingin tahu persiapan lainnya untuk fresh graduate agar mampu menjadi pemimpin yang ideal? Yuk, langsung aja dengerin siniar Obsesif episode “The Leader and The Coach” yang dapat diakses melalui https://dik.si/ObsesifS7EP2.
Tak hanya itu, akan ada banyak pula informasi dan tips menarik dari para ahlinya seputar dunia kerja yang tak boleh dilewatkan para jobseeker dan fresh graduate.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion