Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan untuk menentukan bagaimana manusia tumbuh. Oleh karena itu, imajinasi berperan penting untuk menentukan bagaimana kreativitas dan inovasi seorang anak bekerja.
Untuk mendukungnya, sebaiknya orangtua tidak langsung mematahkan semuanya, melainkan ikut bermain dengannya. Kebanyakan anak yang berusia lebih dari tiga tahun sudah menyadari imajinasi ini tidak nyata. Pasalnya, mereka memilih untuk menikmati kesempatan berimajinasi.
Menurut Susan Engel, penulis dan pengamat anak, batita berusia dua setengah tahun memahami perbedaan antara nyata dan pura-pura. Tetapi ketika berada dalam mode bermain, mereka dapat melupakan perbedaan itu.
Membiarkan anak-anak menggunakan imajinasi mereka sangat membantu perkembangan mereka. Salah satu tokoh dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Doni dan Bintang Jatuh Pt. 1“, Doni, berimajinasi menjadi astronot.
Seberapa Pentingnya Imajinasi?
Einstein berpendapat, “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.” Imajinasi adalah pintu menuju kemungkinan. Di sinilah kreativitas, kecerdikan, dan pemikiran out of the box dimulai untuk perkembangan anak.
Bermain secara imajinatif dan kreatif adalah cara anak-anak belajar tentang dunia. Selama menjadi imajinatif, anak-anak akan memanipulasi materi, mengekspresikan diri mereka secara verbal dan nonverbal, merencanakan (sengaja atau tidak sengaja), bertindak, berinteraksi, bereaksi, dan mencoba peran yang berbeda.
Anak-anak bisa berimajinasi dalam permainan dan keadaan apa pun. Misalnya ketika ia bermain boneka, balok, batu, kardus atau kotak, dan masih banyak lagi. Ini disebabkan karena imajinasi biasanya berawal dari indra kognitif dan sosialnya.
Setiap orang ingin membesarkan anak-anak hingga mencapai potensi intelektual dan sosial/emosional tertinggi mereka. Pada pendidikan anak usia dini, kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kreatif merupakan tujuan utamanya.
Selanjutnya, imajinasi juga mampu membangun perkembangan sosial-emosional anak dengan membiarkan mereka berpikir dan mengutarakannya. Ini bertujuan agar kepercayaan diri anak meningkat saat berinteraksi dengan orang baru.
Oleh sebab itu, imajinasi dan kreativitas juga merupakan keterampilan yang dibutuhkan anak-anak ketika mereka memasuki dunia kerja di masa depan.
Dukungan Orangtua atas Imajinasi Anak
Sebagai orangtua, penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.
Pertama, habiskan waktu di luar ruangan, misalnya taman atau alam. Manfaat alam bagi perkembangan anak tidak ada habisnya. Alam memberikan banyak kesempatan untuk melatih kreativitas anak.
Anak yang terbiasa berimajinasi di luar ruangan akan membuat pikirannya akan terbuka lebih lebar. Selain itu, anak mampu berpikir kritis dan menangkap maksud dengan lebih cepat.
Kedua, ajak anak membuat cerita saat bermain. Ketika anak sedang bercerita, ia mencoba banyak peran yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan sosial dan verbalnya. Dalam hal ini, dorong anak untuk bermain roleplay, misalnya menjadi dokter, guru, atau profesi lainnya.
Jika bisa, orangtua harus bergabung dalam permainan itu dengan mengambil peran. Biarkan anak memimpin waktu bermain tersebut.
Ketiga, gunakan kesempatan bermain untuk melatih lisan. Aktivitas interaktif verbal dapat menginspirasi dan memelihara pikiran kreatif. Dari sajak hingga teka-teki, membuat suara konyol, atau mengarang lirik hingga nada umum. Secara tak sadar, kegiatan ini akan membantu anak untuk memperbanyak kosakata baru.
Dengarkan contoh kisah imajinasi anak dalam drama audio Siniar Dongeng Pilihan Orangtua pada episode bertajuk “Doni dan Bintang Jatuh Pt. 1” hanya di Spotify.
Dengarkan juga kisah menarik lainnya bersama anak agar mereka bisa memahami kehidupan lewat dongeng yang interaktif
Penulis: Nika Halida Hashina dan Ristiana D Putri