Bagi para fresh graduate, pandemi ini mengajarkan bahwa mengatur keuangan sejak awal menerima gaji adalah krusial. Pengaturan keuangan tidak hanya terbatas pada menekan pengeluaran, tetapi juga kepemilikan proteksi. Inilah alasan punya asuransi bagi fresh graduate.

Asuransi sebaiknya memang tidak dipandang sebagai biaya pengeluaran semata. Uang yang keluar untuk membayar asuransi akan kembali dalam bentuk proteksi, yaitu membiayai biaya rumah sakit.

Mengutip dari Finansialku.com, ada sebuah survei yang dilakukan sebuah lembaga survei dari Amerika Serikat, The Harris Poll menemukan fakta bahwa 1 dari 5 orang berusia 18-36 tahun tidak punya asuransi kesehatan. Alasannya, premi asuransi mahal.

Survei lain yang juga menarik untuk dicermati datang dari insurancequote.com, sebuah website keuangan terkemuka mencatat orang berumur 18-29 tahun tidak punya asuransi kesehatan. Mereka malah lebih memilih membeli asuransi mobil.

Pentingnya punya asuransi

Dalam dunia perencanaan keuangan, asuransi merupakan pondasi bersama dengan dana darurat. Peruntukannya memang berbeda. Dana darurat diperuntukkan untuk hal-hal mendadak diluar biaya rumah sakit dan sakit kritis. Sedangkan, asuransi dikhususkan untuk menanggung biaya rumah sakit dan sakit kritis.

Mungkin kamu bertanya, kenapa biaya rumah sakit harus ditakutkan? Mengutip dari Kompas.com, riset dari sebuah startup asuransi Lifepal mencatat bahwa rata-rata kenaikan gaji bersih maupun upah buruh atau pekerja per tahun tidak mampu menandingi kenaikan biaya kesehatan.

Riset itu mencatat, kenaikan biaya kesehatan di Indonesia per tahun rata-rata mencapai 10-11 persen. Sementara itu, kenaikan gaji bersih hanya berkisar di 4,3 persen. Data ini dihimpun dengan mengacu pada perhitungan persentase dari jumlah total rata-rata upah buruh atau pegawai di Indonesia yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik. Sementara yang dimaksud biaya kesehatan meliputi biaya kamar di rumah sakit, rawat jalan, pengobatan, dan persalinan.

Baca juga : 

Sekarang mari membandingkan dengan inflasi. BPS mencatat, rata-rata kenaikan inflasi di Indonesia dari 2017 sampai 2019 hanya sekitar 3,15 persen. Mari membayangkan, jika kamu terkena sakit kritis atau harus diopname di rumah sakit, dana apa yang akan kamu pakai? Investasi, tabungan sehari-hari, simpanan pensiun, pinjaman daring, atau kartu kredit?

Kenapa tidak memilih memiliki asuransi. Dengan biaya yang bisa kamu sesuaikan, kamu bisa mendapatkan perlindungan hingga miliaran rupiah setiap tahunnya. Asuransi swasta bisa melengkapi fasilitas yang diberikan oleh BPJS.

Saat berobat penyakit ringan di klinik, BPJS bisa digunakan. Namun saat sakit kritis datang dan membutuhkan pelayanan yang cepat, mudah, dan nyaman, asuransi kesehatan swasta jadi solusinya.

Jika dirasa premi mahal, konsultasikan dengan agen yang kamu percaya dan kredibel. Pilihlah agen yang berjiwa konsultan, bukan sales, apalagi berjiwa bisnis. Cari agen yang benar-benar sepenuh hati menjalankan profesinya. Nah, sekarang kamu sudah tahu alasan punya asuransi. Segera lindungi keuangan kamu.