Tahukah kamu, setiap budaya punya cara unik untuk menyimpan, mengelola, dan menggunakan uang? Biasanya, tradisi keuangan unik tersebut berasal dari nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada.

Yuk, kita cari tahu apa saja kebiasaan unik itu.

Tradisi Menyimpan Emas di India

Di India, emas bukan hanya sekadar perhiasan. Emas menjadi bentuk tabungan dan investasi yang sangat dihargai tinggi. Masyarakat India menyimpan emas untuk berbagai keperluan, mulai dari pernikahan hingga keadaan darurat finansial.

Sama seperti pemikiran kebanyakan orang di Indonesia, di India trradisi ini berasal dari keyakinan bahwa emas adalah aset yang aman dan tahan lama. Hingga kini, banyak keluarga India yang membeli emas pada festival seperti Diwali dan Akshaya Tritiya.

Mereka percaya dengan membeli emas akan membawa keberuntungan dan kemakmuran. Bahkan, bank di India menawarkan skema tabungan emas untuk membantu orang menabung dalam bentuk logam mulia ini. Emas juga sering dijadikan hadiah dalam pernikahan, acara keagamaan, dan momen penting lainnya, mencerminkan status sosial dan keamanan finansial keluarga.

Sistem Tabungan Kolektif “Sou-Sou” di Afrika Barat dan Karibia

Di Afrika Barat dan komunitas Karibia memiliki sebuah sistem tabungan kolektif bernama Sou-Sou. Ini menjadi praktik umum di banyak negara Afrika Barat dan komunitas Karibia.

Sistem ini seperti arisan di mana sekelompok orang menyumbangkan sejumlah uang ke dalam kumpulan secara teratur dan satu anggota mengambil seluruh jumlah pada setiap putaran. Sistem ini membantu orang menabung dalam jumlah besar tanpa harus berurusan dengan bank. Ini juga membangun kepercayaan dan solidaritas di antara anggota kelompok.

Dengan kemajuan teknologi, beberapa platform digital sekarang menawarkan versi modern dari Sou-Sou sehingga memungkinkan orang untuk berpartisipasi dari mana saja di dunia dan meningkatkan aksesibilitasnya. Sou-Sou juga telah menjadi alat yang penting untuk memberdayakan komunitas yang kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal, memberikan mereka akses ke modal dan dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan.

Baca juga : Belajar Asuransi Syariah dari Tradisi Jimpitan ala Masyarakat Jawa

Tradisi Angpao di China

Setiap Tahun Baru Imlek, orang China merayakan dengan memberikan “Angpao,” amplop merah berisi uang, kepada anak-anak dan anggota keluarga yang lebih muda. Angpao melambangkan keberuntungan dan keberkahan untuk tahun yang akan datang.

Warna merah dianggap membawa keberuntungan dan menolak roh jahat. Jumlah uang yang diberikan sering kali mengandung angka yang dipercaya membawa keberuntungan, seperti angka 8.

Tradisi ini mendorong konsumsi dan perputaran uang di masyarakat, yang secara tidak langsung mendukung perekonomian lokal selama musim perayaan.

Selain itu, pemberian angpao memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, serta mengajarkan nilai-nilai berbagi dan keberuntungan kepada generasi muda. Meskipun tradisi ini terutama terkait dengan Tahun Baru Imlek, angpao juga diberikan pada acara-acara penting lainnya seperti pernikahan dan kelahiran.

Arisan di Indonesia

Di Indonesia, arisan adalah cara populer untuk menabung dan berinvestasi di kalangan masyarakat terutama ibu-ibu. Arisan biasanya berisi kelompok orang yang secara teratur menyumbangkan sejumlah uang ke dalam kumpulan, yang kemudian diundi untuk menentukan siapa yang akan menerima seluruh kumpulan uang pada setiap putaran.

Arisan telah ada sejak lama dan terus berkembang. Di era modern, arisan tidak hanya dilakukan secara tatap muka tetapi juga melalui platform online. Menariknya, arisan bukan hanya tentang uang, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan memberikan dukungan finansial kepada anggotanya.

Banyak yang menggunakan uang arisan untuk keperluan penting seperti pendidikan, pernikahan, atau memulai usaha kecil. Selain itu, arisan menjadi sarana penting untuk memperkuat ikatan sosial dan kepercayaan di antara anggotanya, menciptakan jaringan dukungan yang solid dalam komunitas.

Baca juga : 5 Tipe Kepribadian dalam Mengelola Keuangan

Kebiasaan Barter di Pedesaan Papua Nugini

Di beberapa daerah pedesaan Papua Nugini, sistem barter masih digunakan sebagai cara utama untuk bertransaksi, salah satunya di Desa Mekeo dan Distrik Kairuku. Warga di sana masih sering menukar barang dan jasa satu sama lain tanpa menggunakan uang tunai.

Barter adalah salah satu bentuk perdagangan tertua di dunia. Sebelum uang ditemukan, orang-orang menukar barang-barang seperti makanan, pakaian, dan alat-alat.

Sistem barter memungkinkan masyarakat yang jauh dari akses perbankan tetap bisa memenuhi kebutuhan mereka. Namun, tantangan utamanya adalah menemukan seseorang yang memiliki apa yang dibutuhkan dan membutuhkan apa yang kamu miliki.

Meski demikian, barter menciptakan rasa saling ketergantungan dan kerja sama dalam komunitas, membantu mempertahankan keseimbangan ekonomi lokal di daerah-daerah terpencil.

Dari menyimpan emas di India hingga sistem barter di Papua Nugini, tradisi keuangan yang unik di berbagai budaya menawarkan pandangan yang menarik tentang bagaimana nilai-nilai tradisional dan kebutuhan praktis dapat berpadu.

Setiap kebiasaan mencerminkan kreativitas dan ketahanan manusia dalam menghadapi tantangan ekonomi. Dengan memahami tradisi keuangan unik ini, kita dapat melihat betapa beragamnya cara orang di seluruh dunia mengelola keuangan mereka.