Beberapa waktu ke belakang, dunia digemparkan oleh harga minyak dunia yang terus meroket; imbas dari perang Rusia dan Ukraina. Kenaikan harga minyak mentah juga diakibatkan oleh rencana Arab Saudi yang disinyalir akan memangkas produksi. 

Harga minyak mentah Brent naik 3,88 persen menjadi 100,22 dollar AS per barrel. Di sisi lain, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik 3,7 persen jadi 93,74 per barel. Diperkirakan pula laporan mingguan terbaru dari persediaan minyak mentah AS akan menunjukkan penurunan 1,5 juta barrel.

Informasi kenaikan harga minyak mentah juga dibahas dalam edisi Sekilas CUAN bertajuk “Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Ini Penyebabnya” yang bisa didengarkan lewat siniar CUAN (Cari Untung Bareng Teman) di Spotify.

Harga minyak dunia diketahui telah melonjak pada tahun 2022. Level tertingginya terjadi di bulan Maret, yakni mencapai 147 dollar AS per barrel. Kondisi ini kemudian diperburuk setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Kenaikan harga di berbagai sektor kebutuhan kerap ditemukan seiring dengan naiknya harga minyak mentah dunia. Hal ini tentu mengkhawatirkan sebab Indonesia masih bergantung pada persediaan minyak dari pihak luar. 

Kenaikan harga minyak dunia juga berdampak pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yakni peningkatan pada sektor subsidi BBM dan listrik. Hal ini juga yang menjadi pemicu kenaikan defisit anggaran. 

Ekonom Universitas Airlangga, Dr. Rossanto Dwi Handoyo juga membeberkan dampak kenaikan harga minyak dalam negeri. Menurutnya, hal ini akan meningkatkan inflasi secara umum. 

Meskipun Indonesia mengekspor minyak, tapi impor lebih besar daripada ekspornya. Oleh sebab itu, Indonesia masuk dalam kategori negara net importir oil atau negara pengimpor bersih. 

Kemampuan negara akan diuji untuk menstabilkan harga minyak dalam negeri jika harga minyak dunia terus melambung. 

Dampak lainnya juga bisa meningkatkan inflasi. Kenaikan harga BBM berpengaruh pada sektor industri karena mereka akan menaikan biaya produksinya. 

Hal ini tentu juga berdampak pada harga output yang dihasilkan industri. “Kenaikan harga output industri akan turut mendorong kenaikan harga barang secara umum,” ungkap dosen Ilmu Ekonomi tersebut. 

Mengutip laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, setiap kenaikan 1 dollar US per barrel, akan berdampak pada kenaikan subsidi LPG sekitar Rp1,47 triliun rupiah, subsidi minyak tanah sekitar Rp49 miliar, dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp2,65 triliun.

Selain dampak terhadap APBN, kenaikan harga minyak tentu berdampak pada sektor lain. Khususnya transportasi dan industri yang mengonsumsi BBM nonsubsidi. 

Kamu bisa dengarkan episode “Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Ini Penyebabnya” melalui tautan berikut https://dik.si/cuan_hargaminyak. Kamu juga dapat mengikuti kabar terbaru seputar investasi atau finansial lainnya dalam siniar CUAN (Cari Untung Bareng Teman) melalui Spotify. 

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata