Berkecimpung dengan dunia musik menjadi awal karier Giring Ganesha. Ia merupakan eks vokalis grup musik Nidji sehingga akrab disapa Giring Nidji. Bersama Nidji, ia menjadi tersohor dengan lagu “Laskar Pelangi” yang menjadi soundtrack dari sebuah film dengan judul yang sama. Namun, pada 2017, dirinya memutuskan hengkang dari dunia tarik suara dan memilih masuk ke dunia politik.

Giring akhirnya berlabuh di Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai yang memiliki slogan “hadir dan kerja untuk rakyat” itu, mendapuk Giring sebagai ketua umum. Ia menggantikan Grace Natalie yang melanjutkan studi S2 di Singapura. Saat marak berita soal pencalonan orang nomor satu Indonesia, sempat beredar kabar bahwa Giring diusung menjadi calon presiden Indonesia tahun 2024.

Perjalanan panjang Giring dalam meniti kariernya tentu tak terlepas dari lagu “Laskar Pelangi” yang juga memberikan dampak personal baginya. Hingga partisipasinya sebagai anak muda dalam ranah politik.

Star Syndrome, Laskar Pelangi, dan Rasa Syukur

“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.”

Lirik pembuka dalam lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji telah mengubah kehidupan Giring secara personal. Lagu tersebut bahkan berhasil mengangkat Nidji menjadi grup musik ternama di Indonesia. Di sisi lain ada histori kelam yang cukup berarti baginya.

Giring menyampaikan, ia sempat terkena star syndrome. Ia lantas bersikap sombong dan merasa tidak bahagia akan pencapaiannya. Bahkan, ibundanya sempat merasa kasihan dan ingin mengubahnya. Hal itu disampaikan Giring dalam wawancara bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com dalam siniar (podcast) BEGINU musim kedua, episode ke-12 berjudul “Giring Ganesha, Nidji, Laskar Pelangi dan Mimpi Politisi”.

Melansir Alodokter, star syndrome adalah sebuah kondisi ketika seseorang memiliki kecenderungan merasa dirinya seperti ‘bintang’ atau orang populer yang sempurna. Orang yang terdiagnosis star syndrome menunjukkan sikap-sikap tertentu, seperti tidak mau kalah dengan orang lain, merasa dirinya hebat, tidak bisa menerima kritikan, dan lain-lain.

“Posisi ibu lagi baca Laskar Pelangi dan sebelum saya pergi tour panjang, ia masukin buku Laskar Pelangi ke tas saya. Dan ia bilang kalau kamu harus baca buku ini. Ini anak-anak miskin enggak punya apa pun tapi mereka bisa bersyukur dan bisa mengejar mimpi-mimpi mereka,” terang Giring.

Setelah tak acuh dengan buku tersebut, akhirnya Giring membaca Laskar Pelangi dan dilanjutkan dengan Sang Pemimpi yang berakhir derai air mata. Kemudian, ia pun menyadari bahwa bersyukur adalah hal yang paling luar biasa dan semua itu berawal dari mimpi, serta kerja keras hingga dapat meraih sesuatu yang diinginkan.

“Saat itu, pas manggung, gua ngomong dengan berapi-api ke temen gua, bahwa ini buku kalau dijadiin film, kita harus jadi soundtrack-nya, dan teman gua cuman bilang terserah. Dan doa itu diijabah sama Tuhan, beberapa waktu kemudian, ada telepon dari Mira Lesmana, produser film Laskar Pelangi dan gua ditawari untuk mengisi soundtrack,” kata Giring.

Berkat lagu “Laskar Pelangi”, pada 2009 Nidji meraih penghargaan AMI Award untuk karya produksi terbaik. Tak berhenti di situ, pelajaran berharga juga dijumpai oleh Giring saat bertemu dengan seorang nenek pengidap kanker payudara yang berujar jika selalu bersyukur berkat mendengarkan lagu “Laskar Pelangi”.

Partisipasi Anak Muda dalam Politik

Menurut Verba and Nie dalam buku Participation in America: Political Democracy and Social Equality, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan oleh warga negara yang kurang lebih secara langsung ditujukan untuk memengaruhi pemilihan personel pemerintah dan/atau tindakan yang mereka ambil.

Penelitian Maroon in the Junction: Indonesia Youth Participation in Politic yang ditulis Adeline dan Yanuar pada tahun 2005 menyebutkan, partisipasi pemuda dalam politik juga disalurkan melalui kelompok formal dan informal. Hal ini dilakukan agar kaum muda dapat membekali diri dengan keterampilan berorganisasi dan berjejaring dalam membangun gerakan mereka sendiri.

Mengenai partisipasi anak muda dalam politik, Giring merupakan salah satu sosok muda yang berani berkiprah di ranah politik. Selain itu, PSI, sebagai partai yang menaunginya merupakan partai yang identik dengan anak muda. Bersama dengan partainya, ia ingin meningkatkan militansi struktur dalam politik, baik eksekutif atau legislatif. Selain itu, ia berpendapat bahwa peran anak muda tidak hanya jadi relawan saja, tetapi masuk ke dalam sistem dan menjadi bagian dari proses perbaikan.

Menakhodai PSI membuat Giring percaya bahwa menjadi ketua umum dapat menjadikannya lebih baik dalam mengatur waktu agar seimbang, terutama waktu dengan keluarga. Ia selalu berpesan bahwa mental yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin adalah menjadi ‘pelayan rakyat’. Selain itu, Giring juga memaparkan kunci penting dalam berpolitik, yaitu menjadi sosok yang kuat secara mental.

Dengarkan kisah Giring Ganesha selengkapnya di siniar BEGINU musim kedua episode ke-12 bertajuk “Giring Ganesha, Nidji, Laskar Pelangi dan Mimpi Politisi”.

 

Penulis: Nur Ithrotul Fadhilah dan Brigitta Valencia Bellion