Berlian acap disebut batu paling mahal di dunia. Meski hal tersebut masih menjadi perdebatan, berlian telah menjadi salah satu peranti yang mengabarkan status sosial seseorang.

Ada seluk-beluk berlian yang sering lewat dari perhatian pengagumnya. Berikut ini, beberapa di antaranya, diolah dari beberapa sumber.

Fungsi lain Berlian

Berlian tak hanya sebagai perhiasan. Batu ini memiliki fungsi lain, semisal untuk mengiris lensa kacamata agar berbentuk sesuai kerangka yang diinginkan.

Selain itu, ada banyak perusahaan kosmetik dan fashion yang menggunakan berlian dalam produknya. Itu menunjukkan berlian bukanlah batu yang langka meski jumlahnya tak sebanyak emas.

Tak hanya putih

Warna berlian tak monoton putih belaka. Berlian dapat tampil dalam berbagai nuansa, semisal hitam, merah muda, biru, dan kuning. Yang jelas, semakin langka warnanya, harganya kian selangit.

Baca juga:

Amat menjanjikan

Bisnis berlian amat menjanjikan. Cecil Rhodes, pendiri De Beers, produsen berlian terkaya di dunia, dikenal sebagai perusahaan dengan produk yang hampir menguasai 70 persen pasar berlian di dunia.

Berlian pun digunakan sebagai salah satu trik penjualan cincin perkawinan. Perusahaan De Beers, pada 1930-an, menahtakan berlian pada produk cincin kawin untuk mendongkrak penjualan. Trik ini ternyata cukup menjatuhkan hati banyak pasangan sehingga terjadi tren pemakaian cincin berlian untuk perkawinan.

Sumber pendapatan negara

Beberapa negara di Afrika mengandalkan tambang berlian sebagai sumber pendapatan. Sayang, banyak negara kaya berlian di sana tak memiliki pemerintahan yang kuat. Akibatnya, konflik antarsaudara kerap pecah untuk memperebutkan tambang-tambang mineral mahal itu.

Penambangan-penambangan berlian secara ilegal pun menjadi kegiatan yang lumrah di sana. Dalam praktiknya, para pekerja tambang yang tak mengenal usia dan jenis kelamin itu sering mengalami tindak kekerasan dan pelecehan.

Jumlah produksi berlian di Afrika memang cukup besar. Negara Pantai Gading, misalnya, disebut oleh Global Witness, mampu menghasilkan berlian 100 ribu hingga 300 ribu karat per tahun.

Dikuasai pemberontak

Tambang-tambang ilegal itu umumnya dikuasai para pemberontak. Pemberontak kemudian menaikkan harga berlian melalui penerapan pajak yang tinggi. Kelompok pemberontak Forces Nouvelles (FN) disebut beberapa sumber telah menaikkan pajak berlian lebih dari 50 persen dari harga berlian itu sendiri.

Penyelundupan

Menurut penyelidikan Global Witness—lembaga nonpemerintah yang berfokus pada isu-isu pemanfaatan kekayaan alam dan kaitannya dengan konflik—pada 2005–2006, meski ada ancaman sanksi PBB dan penerapan Skema Sertifikasi Kimberley Process (KP), berlian-berlian itu tetap diselundupkan melalui Mali dan Guinea. Uniknya, berlian “darah” tadi kemudian masuk ke pasar internasional dengan telah dilengkapi sertifikat KP.

Alat kekerasan

Lahirnya KP sebenarnya menjadi respons atas fakta penggunaan berlian sebagai alat kekerasan dan pemicu konflik. Keadaan ini kemudian mendorong komunitas internasional untuk membangun sebuah sistem yang dapat mencegah pemanfaatan berlian sebagai komponen kekerasan atau “pembenaran” atas suatu konflik.

KP merupakan skema sertifikasi internasional antarpemerintah yang dibentuk untuk mencegah perdagangan berlian guna membiayai perang atau konflik. Skema ini diluncurkan di Kimberley, Afrika Selatan, pada Januari 2003 dari pertemuan perwakilan negara-negara pedagang berlian, perwakilan produsen berlian, perwakilan industri berlian, dan beberapa LSM.

Desakan untuk segera mengadakan sertifikasi internasional berlian itu digalakkan oleh Global Witness sendiri sejak 1998. Pada November 2002, Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan (DK) PBB juga mendorong adanya sertifikasi berlian bebas konflik itu.