Calon mahasiswa baru sering bingung dengan perbedaan antara jurusan ekonomi terapan dan pendidikan ekonomi. Apa yang membedakan keduanya?

Saat ini, banyak perguruan tinggi telah membuka masa pendaftaran mahasiswa baru. Begitu juga, ada banyak siswa SMA yang tengah mempersiapkan diri untuk naik jenjang. Dari bangku sekolah menuju mahasiswa. Tentunya para calon mahasiswa telah semakin menilik bakat dan minat untuk diperdalam lebih lanjut di bangku perguruan tinggi.

Berikut ini, beberapa perbedaan antara dua jurusan tadi, diolah dari berbagai sumber.

Jurusan ekonomi terapan lebih fokus mempelajari aspek-aspek penerapan ekonomi di dunia kerja, contohnya sistem akuntansi perusahaan, nilai tukar mata uang, analisa seputar inflasi, dan sistem manajerial. Jurusan ini biasanya dipayungi oleh fakultas ekonomi dan bisnis.

Jurusan terapan dibagi lagi menjadi tiga, yakni ilmu ekonomi, akuntansi, dan manajemen bisnis. Mahasiswa yang lulus dari jurusan ini akan mendapat gelar sarjana ekonomi (SE). Jurusan terapan ini menjadi salah satu yang paling favorit. Persaingan untuk masuk ke jurusan ini biasanya lebih ketat.

Adapun jurusan pendidikan ekonomi lebih mempelajari pengajaran mata pelajaran ekonomi dan pendidikan lain yang masih sebidang. Contohnya, pendidikan manajemen bisnis, pendidikan manajemen perkantoran, pendidikan tata niaga, dan pendidikan akuntansi. Lulusan jurusan ini akan mendapat gelar akademik, yakni sarjana pendidikan (SPd). Mereka banyak berkarier sebagai guru untuk jenjang SMP dan SMA/SMK.

Pengayaan studi

Yang perlu diketahui, selama kuliah, mahasiswa pendidikan ekonomi tetap mempelajari ilmu-ilmu terapan sebagai pengayaan studi. Namun, dalam silabus jurusannya lebih banyak terdapat mata kuliah yang fokus pada pendidikan dan sistem pengajaran. Contohnya, kurikulum, metode belajar-mengajar, evaluasi pembelajaran, psikologi pendidikan, perencanaan pengajaran, dan perkembangan peserta didik.

Sarjana ekonomi saat ini juga banyak yang bekerja sebagai guru di tingkat SMP-SMA/SMK. Namun, beberapa syarat harus dipenuhi untuk dapat mengajar sebagai guru di sekolah menengah. Begitu pula para sarjana pendidikan juga banyak yang menjadi dosen di perguruan tinggi setelah mereka menempuh pendidikan lanjutan magister atau doktoral di ranah ilmu yang sama.

Selama masa kuliah, mahasiswa yang mengambil terapan maupun pendidikan ekonomi sebaiknya sudah aktif berkegiatan, semisal menulis di surat kabar, mengadakan atau mengikuti seminar dan workshop, magang di perusahaan, atau menjadi relawan pengajar. Ini kelak akan menjadi portofolio yang akan diperhitungkan saat mencari pekerjaan. [*]

Baca jugaSejarah Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Persatuan