Cruise control adalah salah satu fitur canggih yang terdapat pada mobil-mobil tertentu keluaran terbaru. Fitur ini meningkatkan kenyamanan berkendara, terlebih perjalanan jarak jauh, karena dapat menjaga kecepatan mobil tetap stabil. Tapi tahukah kamu kalau sekarang sudah ada adaptive cruise control, pengembangan terbaru dari cruise control?

Awal penciptaan

Awalnya, fitur canggih yang mampu mengendalikan throttle ini banyak digunakan di AS karena di sana memiliki sejumlah ruas jalan lurus dan relatif lengang. Cruise control membuat pengemudi lebih rileks saat di perjalanan, terutama di jalan bebas hambatan. Sebabnya, pengemudi tidak perlu menginjak pedal gas, sehingga kaki dapat beristirahat sejenak.

Perjalanan jarak jauh dan lancar akan semakin nyaman berkat hadirnya cruise control karena tumit tidak harus menginjak pedal gas terus-menerus untuk menjaga kecepatan kendaraan tetap stabil.

Teknologi yang tersemat pada mobil-mobil kelas menengah atas ini juga dikenal dengan beragam sebutan. Misalnya, distronic plus pada Mercedes-Benz, active cruise control pada BMW, radar cruise control pada Lexus, dan autocruise control pada Isuzu. Ada pula yang menyebutnya dengan autocruise dan speed control. Semua mengacu pada teknologi yang sama.

Umumnya, fitur cruise control dapat diaktifkan apabila kecepatan kendaraan mencapai batas minimum 40 kilometer per jam. Apabila kecepatan belum mencapai batas tersebut, fitur ini tidak dapat digunakan. Oleh sebab itu, fitur ini akan lebih efektif digunakan di jalan bebas hambatan. 

Baca juga : 

Adaptive cruise control

Adaptive cruise control (ACC) dapat menghitung dan menjaga jarak dengan kendaraan di depan.

Seiring perkembangan teknologi otomotif, fitur cruise control juga mengalami penyempurnaan. Lahirlah adaptive cruise control (ACC) atau yang dikenal dengan autonomous cruise control.

Mengiringi tugas utama menjaga kecepatan kendaraan, fitur yang masih terbilang ini kini dapat “menghitung” jarak dengan kendaraan yang berada di depan. Dengan menggunakan teknologi laser, kendaraan dimungkinkan untuk menyesuaikan kecepatan dan menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.

Jika kendaraan di depan melambat atau terdeteksi benda lain di depan, sistem akan mengirimkan sinyal ke mesin, terutama sistem pengereman, untuk memperlambat laju kendaraan. Pun sebaiknya, jika jarak dengan kendaraan di depan sangat jauh atau ketika jalan kembali lancar, sistem akan kembali mempercepat kendaraan hingga batas kecepatan yang telah ditentukan.