Lahan tempat tinggal yang kian menyempit membuat impian untuk memiliki taman di rumah menjadi sirna. Namun, jangan berkecil hati karena dengan cara kreatif Anda tetap dapat memiliki taman kecil di rumah. Caranya, gunakan ruang-ruang tersisa yang ada. Bahkan atap bangunan rumah Anda dapat dijadikan taman mini dengan cara-cara tertentu.

Taman di atas atap rumah rupanya dapat menjadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu. Syarat untuk membuat taman ini tidak terlalu rumit. Minimal luasnya 4 x 4 meter persegi. Kondisi atap yang rata atau miring tidak menjadi masalah. Lahan untuk atap yang akan dibuat taman pun tidak ada patokannya. Sama halnya dengan ruang yang ada di bawah taman.

Namun, ada satu hal yang tidak bisa ditawar, yaitu struktur atap tidak boleh bocor. Jadi, harus ada tes untuk mengetahui kondisi atap tersebut bocor atau tidak. Cara untuk mengetahuinya mudah saja. Siram air di atas atap sampai air tergenang. Lalu, biarkan dua atau tiga hari. Apabila di bagian bawah tidak ada yang meresap, berarti atap aman. Namun, jika ternyata muncul rembesan, lebih baik lakukan perbaikan kondisi atap terlebih dahulu.

Tanaman yang dipilih sebaiknya yang cepat berbunga, tetapi lambat pertumbuhan batangnya. Seperti bougenville varigata, daun puring, bromeliad, dan daun calathea. Selain itu, penataan harus diperhatikan, agar keindahan taman di atap lebih menonjol.

Jika lahan yang dimiliki terbatas, perlu kombinasi dalam pengelompokkan tanaman. Kombinasinya, pilih beberapa jenis tanaman semak berbunga atau ground cover. Tujuannya untuk menciptakan kesan ramai dan penuh dengan jenis tanaman.

Yang paling penting lainnya adalah hati-hati dalam menentukan biaya karena pembuatan taman di atap masih termasuk mahal di Indonesia. Oleh karena itu, pintar-pintar untuk menyiasatinya. Jika dana yang ada belum terlalu banyak, Anda dapat melakukan pembangunan taman secara bertahap. Penataan taman di atas atap rumah juga tidak perlu yang terlalu wah, asal enak dipandang mata dan dapat memberikan kesejukan bagi Anda ketika bersantai. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 2 Februari 2016

Foto Dok Vangviet.com