Mungkin kita sering mendengar gula adalah musuh untuk kesehatan. Meski mengonsumsinya terlalu banyak memang tak baik untuk tubuh, ada begitu banyak mitos atau anggapan keliru tentang gula.

Konsumsi gula yang berlebih sering dikaitkan dengan obesitas dan penyakit kardiovaskular. Ini memang benar. Namun, fakta itu tak mesti membuat kita serta-merta berhenti sama sekali mengonsumsi gula.

Kita tetap butuh gula. Takarannya maksimal 9 sendok makan per hari untuk pria dan 6 sendok makan per hari untuk perempuan. Ingat untuk perkirakan juga gula yang sudah terkandung di dalam makanan.

Nah, terkait gula, ada banyak mitos yang beredar di sekitar kita. Ini beberapa anggapan keliru tersebut.

  • Mitos: konsumsi gula berlebih adalah penyebab langsung (dan satu-satunya) diabetes

Faktanya, diabetes disebabkan faktor genetik dan eksternal, bukan hanya karena konsumsi gula. Diabetes terjadi karena masalah kompleks yang terkait dengan pankreas dan metabolisme. Kita terkena diabetes karena tidak cukupnya produksi insulin. Insulin berperan membantu glukosa terserap ke dalam aliran darah dan liver untuk digunakan sebagai energi.

Risiko terkena diabetes lebih tinggi ketika kita kelebihan berat badan. Pasalnya, lemak berlebih dapat memicu resistensi insulin. Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa konsumsi gula berlebih bukan penyebab langsung dan satu-satunya dari penyakit diabetes meski bisa menjadi salah satu pemicu dan memperparah keluhan penyakit ini.

  • Mitos: gula membuat anak hiperaktif

Mitos gula membuat anak hiperaktif

Berbagai penelitian telah menunjukkan, tidak ada kaitan antara mengonsumsi gula dan hiperaktivitas. Tentu, penelitian ini semestinya tidak lantas membuat orangtua permisif jika anak selalu ingin makan sesuatu yang manis. Tetap batasi asupan gula pada anak maksimal 4 sendok makan per hari, ya!

  • Mitos: gula adalah penyebab gigi berlubang

Gigi berlubang atau karies bukan pertama disebabkan gula, melainkan asam (acid). Oleh karena itu, sejumlah studi mengatakan bahwa makanan yang paling mungkin menyebabkan gigi berlubang adalah biskuit dan roti.

Namun, ketika kamu memakan gula, bakteri-bakteri yang sudah ada di dalam mulut juga mengonsumsi gula ini sebagai makanannya. Dalam proses mencerna makanan tersebut, bakteri menghasilkan asam. Asam tersebut lantas mengikis enamel gigi dan memicu pembusukan.

  • Mitos: gula harus dieliminasi dari pola makan kita

Mitos gulaFaktanya, manusia membutuhkan glukosa untuk bertahan hidup. Tentu, konsumsi gula terlalu banyak akan menyebabkan beragam masalah kesehatan, seperti kelebihan berat badan dan gangguan kesehatan jangka panjang lain. Namun, glukosa esensial untuk tubuh kita.

Kita tidak perlu sama sekali menghindari gula. Dan, barangkali hampir tidak mungkin mengeliminasi segala bentuk gula dalam pola makan. Buah, kentang, nasi, dan beragam makanan lain pun punya indeks glikemik yang cukup tinggi. Yang perlu kita kelola adalah jumlah asupannya, jangan sampai berlebihan dan justru berdampak negatif untuk tubuh.

 

Baca juga:

7 Makanan yang Disarankan agar Gula Darah Stabil

Mengenal Diabetes dan Cara Mencegahnya

Hati-hati, Tepung Putih dan Gula Pemicu Utama Obesitas