Diabetes mellitus menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia karena komplikasi yang ditimbulkannya. Meski begitu, belum banyak yang benar-benar awas untuk menghindari penyakit ini. Mari mengenal diabetes dan cara mencegahnya.

Mengenal diabetes

Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak mampu secara efektif menggunakan insulin yang diproduksi. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah.

Hiperglikemia atau naiknya gula darah adalah efek umum dari diabetes. Kadar gula darah normal ada pada kisaran 70–130 mg/dL sebelum makan dan kurang dari 140 mg/dL dalam 2 jam setelah makan. Ketika berpuasa atau tidak makan selama 8 jam, gula darah kira-kira 100 mg/dL.

Anda dikatakan mengalami hiperglikemia ketika kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL. Dalam jangka panjang, hal ini menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh, terutama pada saraf dan pembuluh darah.

Tipe diabetes

Ada dua tipe diabetes mellitus yang kerap dijumpai, yaitu yang kita kenal dengan diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes mellitus tipe 1 atau yang dulu disebut insulin-independent diabetes mellitus (IDDM) disebabkan kurangnya produksi insulin. Ini membuat tubuh memerlukan asupan harian insulin.

Gejalanya antara lain,

  1. buang air kecil berlebihan,
  2. kerap merasa kehausan,
  3. selalu merasa lapar,
  4. penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas,
  5. pandangan kabur,
  6. kelelahan.

Diabetes mellitus tipe 2, yang dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM), terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan efektif. Tipe ini lebih kerap dialami orang-orang. Penyebabnya umumnya karena kelebihan berat badan atau kurangnya aktivitas fisik.

Gejalanya mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi lebih tidak kentara. Oleh karena itu, penyakit ini bisa saja didiagnosis terlambat, setelah munculnya komplikasi.

Baca juga : 

Cara pencegahan diabetes

Prevalensi terjadinya diabetes terus meninggi. Pada 2017, terdapat 425 juta pasien diabetes di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan akan meningkat 45 persen pada 2045. Artinya, jumlah pasiennya akan melonjak kira-kira menjadi 629 juta orang.

Indonesia sendiri, dengan jumlah 10,3 juta pasien diabetes pada 2017, menempati urutan keenam dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Jumlah ini juga diperkirakan akan meningkat menjadi 16,7 juta pasien pada 2034.

Dalam jangka panjang, diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Orang dewasa yang mengalami diabetes berisiko dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi akan serangan jantung dan stroke.

Jika tekanan darah berkurang, neuropati (kerusakan saraf) di kaki meningkatkan risiko luka serius, infeksi, bahkan kebutuhan untuk mengamputasi bagian yang infeksi.

Risiko lainnya adalah retinopati diabetik, yang menjadi salah satu penyebab kebutaan. Ini terjadi akibat akumulasi kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah kecil di retina. Diabetes telah menjadi penyebab 2,6 persen kebutaan di seluruh dunia. Di samping itu, diabetes juga menjadi penyebab utama gagal ginjal.

Gaya hidup sehat adalah kunci pencegahan diabetes, terutama tipe 2. Upayakan berat badan proporsional. Aktiflah secara fisik; lakukan setidaknya 30 menit olahraga intensitas sedang setiap hari. Jaga pola makan, hindari gula dan lemak jenuh. Selain itu, hindari merokok karena ini meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.

infografik jangan sepelekan diabetes
INFOGRAFIK: IKLAN KOMPAS/ARIEF KRESTIONO.