Kita tentunya sudah akrab dengan tanaman eceng gondok yang kerap kali menghiasi kolam atau rawa. Eceng gondok (Eichornia crassipes) adalah tumbuhan air apung yang berkembang sangat cepat.

Eceng gondok ini sering kali dianggap merusak lingkungan perairan karena pertumbuhannya yang cepat. Bahkan, ada yang menganggap eceng gondok adalah salah satu penyebab banjir.

Eceng gondok juga sering dianggap tumbuhan pengganggu, merusak pemandangan dan tidak mempunyai nilai ekonomis atau tidak berfungsi. Padahal, fungsi eceng gondok sangat banyak.

Hal ini dirasakan juga oleh tokoh Eci sebagai ratu eceng gondok dalam audio drama siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Dongeng Eci di Rawa Pening”. Masyarakat desa pada awalnya membenci eceng gondok karena mengganggu, tetapi setelah mengetahui manfaatnya, mereka merawat tumbuhan itu dengan penuh kasih.

Di Indonesia sendiri, eceng gondok sering kali kita temui di perairan seperti danau dan rawa. Memang benar bahwa eceng gondok memiliki sisi negatif seperti mengurangi jumlah oksigen di air, perairan menjadi dangkal, hingga mengganggu lalu lintas perairan.

Namun, eceng gondok juga memiliki beragam manfaat yang jarang diketahui.

Dapat Membuat Kerajinan Tas yang Bernilai Ekonomis

Tanaman eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah pembuatan tas. Pembuatan tas berbahan eceng gondok ditemukan awalnya karena pemanfaatan tanaman ini yang dirasa kurang maksimal. 

Oleh karena itu, agar pemanfaatan kerajinan tersebut dapat dilakukan secara efisien. Pembuatan tas harus dilakukan dengan memerhatikan berbagai hal. Pertama, setelah dicuci, daun dikeringkan.

Selanjutnya, tahap pemilihan, setelah tangkai eceng gondok kering, selanjutnya dikelompokkan berdasarkan warna dan panjangnya. Terakhir, tahap pembelahan.  Adakalanya karena tuntutan ketentuan dalam desain anyamannya, eceng gondok kering perlu dibelah menjadi beberapa bagian.

Sebagai Pupuk Organik

Dampak positif dari adanya keberadaan tanaman eceng gondok, yaitu sebagai bahan pupuk organik. Tanaman eceng gondok dimanfaatkan sebagai pupuk organik terutama pada bagian akarnya yang lebih sering dibuang.

Tersedianya pupuk organik tersebut diharapkan dapat membantu upaya pemulihan kualitas air danau dan mempercepat upaya pemulihan lahan kritis di daerah tangkapan air danau. 

Pemanfaatan pupuk organik eEceng gondok untuk pemupukan berbagai jenis sayuran seperti bayam, cabe, tomat, terong, hingga buah-buahan. 

Sebagai Pakan Ternak

Daun dari tanaman eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Daun mudah dicerna oleh hewan ternak masyarakat, seperti bebek, ayam, angsa, bahkan kambing.

Daun eceng gondok ini tidak bisa langsung diberikan untuk pakan ternak. Harus ada pengolahan terlebih dahulu dengan mencampurkan bekatul sebelum diberikan pada ternak. Cara lainnya adalah eceng gondok dicacah dan campur dengan 10 persen dedak halus.

Sebagai Bahan Baku Biogas 

Eceng gondok merupakan salah satu biomassa atau bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Hal ini disbebkan karena ia memiliki kandungan karbohidrat dan selulosa.

Selulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh bakteri yang akan menghasilkan gas metana sebagai biogas. Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif terbarukan yang paling efisien dan efektif. 

Masih banyak manfaat eceng gondok yang dapat membantu kehidupan kita. Dengarkan kisah seru mengenai masyarakat yang menyadari manfaat besar dari tanaman ini dalam audio drama Dongeng Pilihan orangtua bertajuk “Dongeng Eci di Rawa Pening” di Spotify.

Dengarkan juga episode lainnya yang cocok  Moms and Dads dengarkan bersama bersama anak!

Penulis: Nika Halida Hashina dan Ristiani D. Putri