Selama ini, kepercayaan masyarakat soal salah satu faktor timbulnya jerawat digadang-gadang disebabkan oleh faktor genetik. Anggapan ini telah muncul dari masa ke masa. 

Salah satu penyebab anggapan adanya faktor keturunan ini yaitu meski sudah rutin merawat wajah. Dengan rajin membersihkan wajah, bahkan menggunakan produk skincare berbahan aktif penumpas jerawat, jerawat tidak kunjung membaik.

Siniar Semua Bisa Cantik berkesempatan untuk berbincang bersama dr. Dian Pratiwi, spesialis kulit dan kelamin, untuk membahas faktor timbulnya jerawat. Pembahasan tersebut dipublikasikan dalam episode bertajuk “Benarkah Jerawat Timbul Karena Faktor Genetik?

Seperti yang kita ketahui bersama, penyebab jerawat sebenarnya multifaktorial, di antaranya adalah

  1. Faktor eksternal, yaitu dari lingkungan, debu, polusi, panas matahari, dan lainnya.
  2. Faktor hormonal, yaitu dari gaya hidup seperti kurang tidur, stres, penggunaan skincare dan make up yang tidak tepat, diet, dan pilihan makanan.

Lalu apakah benar jika orangtua yang memiliki riwayat jerawat parah akan menurun ke anaknya?

Faktor Genetik Merupakan Penyebab Jerawat?

Benar bahwa gen memengaruhi kemampuan tubuh seseorang untuk melawan bakteri penyebab jerawat. Menurut sebuah penelitian, gen dapat memengaruhi seberapa baik sistem kekebalan Anda dalam menangkal bakteri P acnes. P acnes tingkat tinggi yang mengganggu merangsang produksi minyak di folikel dan menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan jerawat.

Menurut Greatist, kondisi hormonal yang menyebabkan jerawat juga bisa terjadi. Jika jerawat pra-periode, hormonal merupakan indikasi, hormon dinilai memiliki dampak besar pada jerawat. Jerawat adalah gejala umum dari kondisi hormonal dan metabolisme seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang bisa turun temurun.

Nyatanya, rata-rata remaja yang memiliki jerawat meradang sejak pubertas ini juga memiliki orangtua yang dahulunya mengalami permasalahan serupa. 

“Faktanya, faktor genetik memang merupakan salah satu faktor risiko jerawat. Bahkan, lima puluh sampai sembilan puluh persen kasus jerawat memiliki keterlibatan faktor genetik. Riwayat jerawat dalam keluarga dapat menyebabkan tiga hal penting,” ujar dr Dian.

Sambungnya, “Satu, jerawat umumnya akan mulai muncul di usia lebih muda. Dua, jumlah jerawatnya lebih banyak. Tiga, jerawatnya lebih sulit diobati, dan empat, jerawatnya lebih menetap hingga usia dewasa.”

Menurutnya juga, jika kedua orangtua mempunyai riwayat berjerawat, maka anaknya akan berisiko lebih tinggi. Dibandingkan bila hanya salah satu orangtuanya.

Studi menunjukkan, kalau riwayat berjerawat adalah ibu, maka risiko berjerawat pada anak akan lebih tinggi. Hal ini karena kecenderungan berjerawat kemungkinan diturunkan melalui kromosom X. Selain itu, terdapat pula penelitian yang mengatakan sampai saat ini, total 49 gen yang diduga dengan kerentanan mengalami jerawat.

Faktor genetik jelas tidak bisa kita ubah, namun faktor lainnya jelas bisa kita ubah. Misalnya dengan cara rajin menjaga kebersihan kulit, rajin cuci muka sedikitnya dua kali sehari, rajin cuci tangan, jangan sering memegang kulit wajah, dan jauhkan rambut serta poni dari wajah.

Selain itu, pilih juga skincare yang tepat. Seperti oil-free, non-comedogenic, dengan bahan aktif anti jerawat. Juga, jika bisa, kurangi penggunakan make-up tebal, hapus make-up segera setelah aktivitas selesai, dan go bare skin saat bersantai di rumah.

Hal yang tidak kalah penting adalah perbaiki gaya hidup. Misalnya dengan hindari stres, atur diet, minum air putih yang cukup, tidur cukup, dan sebagainya. Perbaikan pola hidup ini juga membantu kulit beregenerasi untuk menjadi lebih baik.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merawat Jerawat

1. Apa yang kamu makan

Sebuah tinjauan penelitian tahun 2014 menunjukkan mungkin ada hubungan antara diet dan jerawat. Intervensi diet, seperti mengurangi produk susu dan mengurangi asupan gula dapat membantu mengurangi gejala jerawat pada beberapa orang.

Coba hanya makan beberapa makanan yang ramah kulit untuk membantu meringankan gejala jerawat.

2. Lingkungan

Salah satu penyebab paling umum adalah polusi udara. Udara yang kotor akan membuat kotoran debu menempel lebih mudah di kulit.

3. Hormon

Hormon dan stres dapat memengaruhi kesehatan tanpa terkecuali. Perlu diingat bahwa meskipun kita cenderung mengasosiasikan jerawat hormonal dengan masa remaja, jerawat dewasa juga mungkin terjadi.

Science Daily melaporkan dari American Academy of Dermatology bahwa diperkirakan 50 persen wanita berusia 20-an, 35 persen wanita berusia 30-an, dan 26 persen wanita berusia 40-an memiliki jerawat dewasa.

Untuk mengobati jerawat hormonal, coba kurangi stres melalui relaksasi dan bicarakan dengan dokter Anda tentang pilihan Anda. Kadang-kadang, pengendalian kelahiran diresepkan untuk mengobati jerawat hormonal pada wanita.

Simak lebih lengkap bagaimana jerawat keturunan dapat terjadi dalam siniar Semua Bisa Cantik, “Benarkah Jerawat Timbul Karena Faktor Genetik?” dengan klik tautan berikut https://dik.si/sbc_genetik.

Penulis: Nika Halida Hashina dan Ristiana D Putri