Sering kali kita menemukan tantangan saat menjalin hubungan asmara dengan pasangan. Jika membahas cinta, banyak orang rela melakukan apa pun demi memperjuangkannya.

Saat sedang mencintai seseorang, kita pasti ingin terus berada di sampingnya. Keinginan untuk ‘memiliki’ sejatinya wajar, asal tidak berlebihan sampai membuat hubungan kita dengan pasangan menjadi tidak sehat.

Rasa ingin ‘memiliki’ berlebihan hingga tak jarang menjadi kekangan bagi pasangan tentu wajib diwaspadai. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, dr. Dharmawan A. Purnama, psikiater, menjelaskan perbedaan antara cemburu dan posesif lewat siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Cemburu VS Posesif”. 

Prinsip mencintai sejatinya bukanlah untuk ‘memiliki’ melainkan menjadikannya sebagai partner yang sama-sama memiliki kepercayaan. Lalu apakah pasangan yang posesif menandakan bahwa ia tidak percaya dengan kita?

Cemburu dan posesif merupakan dua emosi normal yang dialami manusia. Terkadang, kita sering merasa tidak enak jika mendengar orang lain lebih pintar atau sukses. 

Cemburu adalah emosi kompleks yang menyebabkan timbulnya rasa curiga marah, takut, atau terhina. Cemburu bisa menyerang siapa saja dan kerap muncul saat seseorang merasa terancam. 

Memiliki rasa cemburu terhadap pasangan tak sepenuhnya salah. Cemburu bisa dianggap romantis dan berkonotasi positif jika ungkapannya mengandung unsur kasih sayang yang tulus dari pasangan. 

Sementara itu, posesif diartikan sebagai sifat seseorang yang merasa menjadi pemilik. Hal ini ditunjukkan dengan dominasi seseorang terhadap pasangannya. Tak jarang, banyak orang mengambil kontrol hidup pasangan dengan rasa ingin memilikinya secara berlebihan. 

Sejumlah psikolog menyarankan agar seseorang memperhatikan perasaan cemburu. Hadirnya cemburu bisa menjadi sinyal bahwa hubungan sedang bermasalah atau ingin mendapatkan perhatian dari pasangan. 

Sementara posesif diartikan sebagai perilaku yang menggebu-gebu dalam menyayangi pasangan. Namun, biasanya posesif memiliki dampak yang serius dibandingkan cemburu.

Orang posesif biasanya ia mudah menyalahkan orang lain jika tidak sepemikiran dengannya. Egonya yang tinggi juga ditunjukkan ketika berargumen dengan orang lain. Sifatnya yang emosional, tak jarang membuat orang disekitarnya risih.

Agar keduanya tak muncul, lakukanlah percakapan yang jujur dan terbuka dengan pasangan. Komunikasikan dengannya jika ada hal yang memang membuat kita tidak nyaman.

Dalam hal hubungan, lebih baik memercayai pasangan kita dan disakiti daripada membatasi mereka.

Informasi lengkap seputar perbedaan cemburu dan posesif bisa kamu dengarkan melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/aj_cemburu. Tak hanya itu, ada banyak kisah dan informasi lainnya seputar kesehatan mental di siniar Anyaman Jiwa.

Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru yang tayang pada Rabu dan Jumat!

Penulis: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata