Selain surat lamaran dan curriculum vitae (CV), banyak perusahaan meminta pelamar untuk mengisi formulir lowongan pekerjaan. Di formulir tersebut, kita bisa menemui sebuah kolom berisi informasi media sosial yang wajib untuk diisi.
Meskipun terdengar sepele, justru kolom inilah yang menjadi salah satu variabel penting ketika Human Resources Development (HRD) melakukan background check kepada calon pekerja.
Background check atau pemeriksaan latar belakang merupakan tahapan “tersembunyi” yang berada di luar informasi lini masa tahapan tes kerja, sehingga acap kali pelamar mengabaikan profil media sosial yang dimiliki.
Apabila HRD menemukan sesuatu yang mencurigakan atau bahkan berisiko melanggar hukum, risiko tidak lulus ke tahap selanjutnya semakin besar.
Melalui episode siniar (podcast) OBSESIF Season 5 bertajuk “Yakin Profilmu Sudah Cukup Baik di Mata HRD?”, Mincot dari HRD Bacot akan memberikan tips-tips ampuh mengenai background check, alasan mengapa latar belakang calon pekerja merupakan aset penting bagi perusahaan, sampai melakukan simulasi wawancara kerja.
Background check
Cambridge Dictionary mendefinisikan background check sebagai pemeriksaan atas apa yang telah dilakukan di masa lalu, biasanya dilakukan sebagai bagian dari proses rekrutmen kerja.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam background check biasanya dimulai dari mengecek riwayat pendidikan dan pekerjaan sebelumnya, catatan kriminal, pemeriksaan narkoba, laporan kredit, sampai media sosial calon pekerja.
Semua ini dilakukan agar perusahaan memiliki gambaran lengkap dari pelamar sehingga bisa memproyeksikan bagaimana sifat dan sikap calon pekerja akan bekerja kelak di perusahaan.
Background check, mengatasi penipuan berkas calon pekerja
Meskipun berkas-berkas lamaran serta proses tahapan tes kerja yang dilalui sudah bisa dianggap cukup dalam menggambarkan calon pekerja, perusahaan juga perlu mewaspadai adanya penipuan berkas.
Dalam artikel berjudul “Four Things We Learned From the 2020 Global Benchmark Report” oleh situs Blog HireRight, diungkapkan bahwa banyak perusahaan telah menemukan kandidat yang salah mempresentasikan dirinya saat melamar pekerjaan.
Ambiguitas dapat ditemukan saat HRD melakukan background check terhadap para kandidat.
Bahkan, dalam artikel tersebut disebutkan bahwa terdapat kesalahan yang berhubungan dengan pekerjaan sebelumnya sebesar 47 persen, catatan kendaraan bermotor sebesar 39 persen, hingga riwayat hukum pidana sebesar 62 persen.
Oleh karena itu, background check merupakan suatu tahapan esensial yang harus dilalui agar perusahaan benar-benar memiliki gambaran lengkap dari pelamar serta sebagai jaminan untuk mempekerjakan orang yang benar-benar tepat.
Tahap-tahap background check
Merangkum situs Integrity Indonesia, berikut lima tahap yang harus dilakukan perusahaan dalam melakukan background check.
- Verifikasi pendidikan
Ketatnya proses seleksi di antara para kandidat menghasilkan risiko tinggi penipuan berkas, termasuk pemalsuan sertifikat pendidikan.
- Tes narkoba
Jika seorang pengguna narkoba berhasil lolos proses rekrutmen, dikhawatirkan ia akan memberikan pengaruh buruk bagi seluruh pekerja lain, bahkan menurunkan produktivitas perusahaan.
- Pemeriksaan litigasi dan kriminal
Penting bagi perusahaan untuk memastikan calon pekerja bukan seorang kriminal atau memiliki riwayat kriminalitas. Lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang sehat dan kondusif.
- Pemeriksaan kredit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menginvestigasi bagaimana pengelolaan kredit yang dimiliki oleh calon pekerja, khususnya untuk calon pekerja keuangan atau yang memiliki akses finansial perusahaan.
Memastikan calon pekerja memiliki catatan kredit yang sehat maka perusahaan kelak dapat meminimalisasi risiko kerugian.
- Periksa referensi
Tak cukup dari wawancara dan berkas semata, pemeriksaan referensi dari calon pekerja terkait sering dilakukan oleh perusahaan demi mengetahui bagaimana alur kerja dan etika kerja calon tersebut.
Mengapa dilakukan background checking lewat media sosial?
Perusahaan memerlukan informasi yang cukup demi mengetahui gambaran utuh dari calon pekerja. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mempertimbangkan untuk melihat calon pekerja lewat unggahan mereka di media sosial.
Perlu diketahui, unggahan yang menyinggung politik, SARA, dan isu-isu tertentu dapat mengancam proses penilaian calon pekerja di perusahaan.
Lantas, apa yang bisa kita siasati agar dapat melewati background check secara sempurna? Jawabannya bisa kamu ketahui jika kamu mendengarkan episode podcast OBSESIF berjudul “Yakin Profilmu Sudah Cukup Baik di Mata HRD?”.
Untuk mendengarkan lebih lengkapnya atau ingin lebih tahu tips-tips seputar soft skill esensial, berwirausaha, atau isu sosial lainnya, dengarkan podcast OBSESIF di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/obs_profil.
Penulis: Fauzi Ramadhan dan Brigitta Valencia Bellion