Kandungan bisfenol A (BPA) sudah ditemukan sangat berbahaya bagi tubuh pada 2008 oleh peneliti dari Amerika Serikat dan Kanada. Hingga puncaknya pada 2011, kandungan ini diharuskan bebas dari botol bayi oleh negara-negara di Eropa. Apa itu BPA dan apa bahayanya bagi tubuh kita?

Sebenarnya, bisfenol A adalah zat kimia dasar yang digunakan untuk banyak produk sehari-hari. Sebut saja seperti ponsel, helm, botol plastik, kertas termal, termasuk alat simpan makanan. Namun, setelah penelitian dan studi, BPA dikatikan dengan beragam penyakit dan cacat tubuh.

Mengutip dari DW.com, BPA dikembangkan sejak 1930-an. Saat itu, peneliti mencari materi sintetis yang dapat menyerupai sifat hormon seksual perempuan, estrogen. Namun, karena hasil efek estrogeniknya lemah, BPA ternyata bisa digunakan sebagai bahan alternatif untuk membuat plastik dan resin.

BPA mulai disukai produsen karena punya karakter multiguna, kuat, dan isolator listrik yang baik, serta tidak mudah terbakar. Namun, ternyata BPA menghadirkan masalah hormonal. Partikel BPA bisa terlepas dari porduk dan tertelan oleh tubuh melalui makanan. Para peneliti berhasil menunjukkan bisfenol A dapat larut dalam air panas.

Mengancam janin

Karena memiliki unsur mirip dengan estrogen, BPA yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu sistem hormon manusia. Sejumlah studi menemukan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes, termasuk cacat tubuh pada janin.

Oleh karena itu, pada 2011, Uni Eropa melarang kandungan BPA pada botol bayi. Sementara itu untuk produk lainnya, Uni Eropa memberi ambang batas konsentrasi BPA yang dapat diterima.

Namun, dalam perjalanannya, beberapa negara melarang secara luas. Pada 2015, misalnya, Perancis melarang kandungan BPA pada semua kemasan makanan. Sementara itu, Swedia melarang total zat kimia tersebut

Baca juga : 

Kenapa berbahaya?

BPA disebut berbahaya karena selain bisa meniru struktur dan fungsi hormon estrogen, BPA dapat dikaitkan dengan reseptor estrogen. Mengutip dari hellosehat,com, BPA juga dapat memengaruhi proses tubuh seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi, dan reproduksi.

BPA juga disebut mampu berinteraksi dengan reseptor hormon lain seperti hormon tiroid. Sehingga pada akhirnya bisa memengaruhi fungsi hormon tersebut.

Batasi penggunaannya

Jadi, agar bisa bebas atau setidaknya mengurangi secara maksimal paparan dari BPA, kamu bisa melakukan beberapa hal ini.

  1. Sebelum membeli, sebaiknya periksa dulu kode daur ulangnya pada wadahnya. Cari tahu apakah kode itu sudah BPA Free.
  2. Jangan memanaskan, merebus, atau memasukkan wadah plastik dalam microwave. Suhu tinggi bisa mengeluarkan BPA yang kemudian bercampur pada makanan atau minuman kamu.
  3. Kurangi penggunaan makanan berkaleng.
  4. Sebaiknya gunakan bahan dari kaca sebagai wadah makanan atau minuman pedas.