Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, segalanya terus berubah tak menentu. Meski masa-masa kelam pandemi Covid-19 telah terlewati, ada banyak perubahan yang dirasakan oleh berbagai perusahaan.
Perubahan ini pun berdampak pula pada kinerja karyawan. Banyak perusahaan yang tak siap menghadapi antusiasme kerja karyawan yang menurun. Mereka pun kesulitan dalam menerima suatu perubahan baru.
Dalam siniar Obsesif musim ketujuh bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” yang dapat diakses melalui dik.si/ObsesifS7EP5, Eza Hazami, Content Creator dan Employer Branding Specialist, memberikan alasan terjadinya fenomena ini.
Menurutnya, berkurangnya antusiasme karyawan atau yang dikenal sebagai low employee engagement disebabkan oleh, “Laju perubahan yang tak menentu dan ketidakpastian perusahaan bertahan di masa-masa seperti ini.”
Selain itu, pekerjaan yang dilakukan dari rumah (WFH) dan konsep work-life balance turut menambah penyebab berkurangnya antusiasme karyawan. Terlebih, jika pekerjaan mereka tak terlalu diawasi. Karyawan pun jadi terlena dan merasa bahwa mereka sudah berada di zona nyaman.
Tanda-Tanda Berkurangnya Antusiasme Kerja Karyawan
Pria itu mengungkapkan fenomena ini biasanya diawali dengan tanda-tanda mikro yang jarang disadari. Meski begitu, saat diingat kembali, kita pasti tahu bahwa itu adalah penyebabnya. Semakin banyak tanda-tanda itu, makin besar pula suatu perusahaan mengalami low employee engagement.
Dilansir dari DDI World, berikut adalah tanda-tanda yang kerap ditemui.
- Menurunnya Kinerja Karyawan
Biasanya, ini adalah tanda pertama yang perlu diawasi. Biasanya, tanda ini ditunjukkan oleh menurunnya kinerja karyawan meskipun sebelumnya mereka adalah seorang pekerja keras. Karyawan itu pun jadi melewatkan hal-hal minor, seperti tenggat waktu.
Karyawan itu juga minim meminta umpan balik dan kerap menghubungkan buruknya kinerja dengan faktor atau alasan di luar pekerjaan. Jika karyawan sudah menunjukkan sikap seperti ini, ada baiknya HR waspada.
- Menentang dan Mengikuti Inisiatif Perusahaan
Low employee engagement juga ditunjukkan dengan menentang sekaligus mengikuti perubahan yang ada di perusahaan. Meski terdengar baik, nyatanya dengan mengikuti arus yang ada tanpa memberikan kontribusi lebih. Namun, di belakang, mereka akan menentang dan tak suka dengan perubahan itu.
Eza pun menambahkan, “Seorang karyawan yang ngikut-ngikut aja justru harus dicurigai karena akan sering mengeluh karena adanya perubahan.”
Biasanya, tanda ini disebabkan oleh kurangnya motivasi dan energi untuk menghadapi perubahan.
- Menghindari Pekerjaan di Luar Tanggung Jawabnya
Biasanya, karyawan dibutuhkan oleh perusahaan untuk berkontribusi di luar tanggung jawab pekerjaannya. Mereka dengan sukarela membantu jika perusahaan sedang membutuhkan tenaga lebih, misalnya acara gathering atau jalan-jalan.
Namun, karyawan dengan antusiasme rendah cenderung menarik diri dari hal-hal semacam ini. Pasalnya, mereka berpikir bahwa tugasnya hanya menyelesaikan tanggung jawab wajib yang telah diberikan. Tanda ini juga dikenal sebagai quiet quitting.
Kira-kira adakah cara lain untuk mengatasi masalah kurangnya antusiasme kerja karyawan ini? Dan, adakah dampak jika fenomena ini terus terjadi?
Jawaban lengkapnya bisa kalian dengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Problems of Low Employee Engagement” di Spotify. Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh!
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan https://dik.si/ObsesifS7EP5.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion