Sadar tidak sadar, orangtua sering kali membedakan anaknya sesuai dengan jenis kelamin untuk urusan tertentu. Seperti pakaian, mainan, makanan, bahkan pengajaran dalam keseharian diberikan secara berbeda. Hal inilah yang secara tak sadar membentuk kepribadian anak untuk menjadi apa yang didiktekan oleh orangtuanya.

Tidak ada yang salah dari hal tersebut, sampai perbedaan perlakuan yang diberikan seolah berat sebelah. Misalnya saja dalam pekerjaan rumah, anak perempuan akan melihat ibunya dan secara sukarela mempelajari hal tersebut karena mereka merasakan kesamaan identitas sebagai seorang perempuan.

Akan tetapi, di banyak kasus, anak laki-laki tidak diajarkan hal tersebut padahal ia juga harus bertanggung jawab akan itu. Mayoritas ayah yang enggan melakukannya membuat anak laki-laki juga tak mau bertanggung jawab.

Hal tersebut adalah bibit penerimaan beban ganda yang dilakukan oleh anak perempuan. Mengutip Kemenpppa, beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.

Peran reproduksi perempuan sering kali dibarengi dengan tuntutan yang membuat mereka terkesan sebagai liyan. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di wilayah publik saat ini, tak lantas membuat beban di wilayah domestiknya berkurang.

Hal ini dirasakan pula oleh tokoh Rahayu dalam audio drama siniar Tinggal Nama yang ditampilkan dalam episode AGUNG: Layangan di Kebun” yang dapat diakses melalui dik.si/TN_OS2Ep4

Sejak kepergian ibunya, Rahayu lah yang bertanggung jawab atau pekerjaan rumah. Namun, di sisi lain ia juga diberikan ekspektasi oleh sang ayah untuk menjadi perempuan yang sukses dalam karier tetapi juga harus mengurus keluarga.

Dalam hal ini, beban ganda sangat terlihat. Sayangnya, secara sosiokultural beban ganda sebagai ketidakadilan gender dalam hal pekerjaan domestik ini sering kali dibebankan sepenuhnya kepada perempuan karena anggapan bahwa itu adalah “kodrat” untuknya. Padahal, hal ini sangat keliru.

Untuk itu, bagaimana cara menciptakan keadilan untuk anak-anak ketika mengajarkannya pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik?

Ubah Pandangan dan Perbedaan Perlakuan Sesuai Gender Anak

Keberhasilan untuk mengubah stigma tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Anak akan mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak dapat hanya memerintah tetapi juga harus mencontohkannya.

Anak laki-laki tidak akan mau memegang pekerjaan domestik jika melihat ayahnya hanya berdiam diri. Walaupun lebih dekat dengan sang ibu dan telah diajarkan, ia akan tetap berpikir “Tidak seharusnya aku melakukan pekerjaan ini”. 

Terlebih pada usia di atas lima tahun saat ia sudah mulai bisa berpikir bahwa laki-laki dan perempuan tidaklah sama.

Orangtua harus berpikir untuk membuat anak saling menghargai dan tidak menganggap salah satu gender lebih lemah dibanding yang lain. Jika ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh salah satunya, beri pengertian ke anak agar mengerti tanpa mengidentikkan gender.

Ajarkan Anak Pekerjaan Rumah Tangga Secara Perlahan

Selain dari meringankan beban orangtua, melakukan pekerjaan domestik dapat membantu anak-anak belajar tentang apa yang perlu mereka lakukan untuk mengurus diri mereka sendiri, menjaga rumah tetap bersih, dan bertanggung jawab. 

Beberapa hal yang perlu diingat adalah sesuaikan pekerjaan dengan usia anak. Jangan sampai kita memberikan tugas yang sulit seperti cuci piring ke anak yang belum bisa menjangkau hal-hal dengan mudah. Hal ini akan berisiko besar membahayakan anak.

Selain itu, jangan membedakan pekerjaan untuk anak sesuai gendernya. Hal ini sangat sering terjadi, misalnya anak perempuan diberikan beban untuk membantu mencuci pakaian dan memasak, seolah anak laki-laki tidak diperbolehkan melakukan itu. 

Padahal, ini cenderung membuat anak berpikir bahwa “Itu pekerjaan perempuan” atau “Itu pekerjaan laki-laki”.

Dengarkan cerita lengkapnya mengenai tokoh Agung, Rahayu, dan keluarganya yang menerima ketidakadilan dalam audio drama siniar Tinggal Nama yang ditampilkan dalam episode AGUNG: Layangan di Kebun” hanya di Spotify.

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata