Baru-baru ini K-Popers dihebohkan dengan berita akuisisi HYBE terhadap SM Entertainment. Berita ini sangat mengguncang SM Stans (penggemar grup-grup asal SM Entertainment) karena agensi ini dikenal cukup kaya.

Bahkan, dari segi kepopuleran, SM Entertainment masih kejar-kejaran dengan JYP Entertainment untuk berada di posisi kedua. Tak hanya itu, SM Entertainment sendiri pun juga mengakuisisi beberapa agensi, seperti Mystic Story hingga Keyeast Entertainment yang berisi aktor dan aktris papan atas.

Namun tak perlu khawatir, dalam Kamjagiya Korea! episode “HYBE Mengakuisisi Saham SM Entertainment Seharga 5 Triliun!” dengan tautan akses dik.si/KamKorHYBE, dijelaskan bahwa HYBE hanya mengakuisisi saham milik agensi dengan warna pink sebagai ciri khasnya ini.

Mengapa Terjadi Akuisisi Saham di SM Entertainment?

Mengutip Corporate Finance Institute, dalam akuisisi saham, pembeli memperoleh saham perusahaan langsung dari pemegang saham. Artinya, pembeli hanya membeli saham milik pemilik sebelumnya tanpa menghambat jalannya suatu bisnis. Hal inilah yang menjadi pembeda dengan kasus perusahaan merger.

Di sini, saham yang dibeli oleh HYBE adalah milik mantan produser eksekutif, Lee Soo Man. Padahal, sebelumnya ia menolak mentah-mentah saat HYBE berniat untuk membeli sahamnya saat 2021 ingin menjualnya. Tak hanya HYBE, ada pula CJ Group dan Kakao yang juga tertarik membelinya.

Permasalahan bermula ketika petinggi SM Entertainment lainnya menjual saham secara ilegal ke Kakao, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Korea. Saham yang dijual mencapai 9,05 persen membuat Lee Soo Man jengkel karena dijual secara diam-diam.

Padahal, per Desember 2020, pria ini merupakan pemegang saham terbesar, yaitu mencapai 18,73 persen saham atau sekitar 4.392.368 shares. Artinya, jika ada pengambilan keputusan, pendapatnya sangat berpengaruh.

Tak hanya itu, Co-CEO SM, Lee Sung Soo dan Tak Young Jun juga mengumumkan perusahaan telah mengakhiri kontrak dengan Lee Soo Man. Mereka pun sedang menyusun rencana baru, yaitu SM 3.0 yang berisi pendirian lima pusat produksi berbeda dan label musik independen agar produksi semakin beragam.

Usaha ini merupakan kesepakatan antara SM Entertainment dan Kakao untuk memperluas jangkauan konten di luar negeri. Sayangnya, Lee Soo Man menentang kemitraan itu karena sebelumnya proses produksi SM sangat bergantung pada Like Planning yang merupakan mitra bisnisnya

Lee Soo Man Dinilai Masih Ingin Berkuasa, HYBE Lebih Tegas

Melihat hal ini, banyak pihak menilai Lee Soo Man masih mau memegang peranan penting di SM Entertainment. Namun, CEO HYBE Labels, Park Ji Won, mengungkapkan bahwa Lee Soo Man tidak diizinkan memiliki hak manajemen atau kembali ke SM Entertainment sebagai produser. Pria ini hanya diperbolehkan melakukan tugas produksi di luar negeri dalam tiga tahun mendatang.

Sementara itu, HYBE tetap akan mendukung Lee Soo Man, tetapi mereka juga akan melanjutkan misi SM yang ingin merambah ke kancah global. Bahkan, Bang Si Hyuk menghormati Lee Soo Man sebagai pelopor industri K-Pop. Dikabarkan bahwa keduanya pun memiliki visi dan misi yang sama.

Melansir Allkpop, HYBE pun kembali berniat membeli tambahan 25,2 persen saham SM (5.951.826 shares) dengan total 1,14 triliun KRW (900 juta USD) dari pemegang saham minoritas pada Maret mendatang.

Ingin tahu informasi terkini lainnya seputar grup idola hingga budaya Korea? Yuk, dengarkan Kamjagiya Korea! hanya di Spotify.

Akses juga episode-episode lainnya yang tak kalah seru dalam playlist YouTube Medio by KG Media. Akses juga episode ini melalui tautan dik.si/KamKorHYBE.

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata