Tidak dimungkiri, media sosial adalah bagian penting dalam kehidupan modern. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan dengan media sosial, seperti menghibur, mengedukasi, menginspirasi, bahkan menggerakkan orang untuk mengambil tindakan nyata terkait sebuah isu. Media sosial juga menjadi cara yang menyenangkan dan praktis untuk berinteraksi, terutama dengan mereka yang jarang kita jumpai dalam keseharian.
Namun, di sisi lain, lewat unggahan-unggahan media sosial, mungkin kita juga jadi lebih gampang membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Kita melihat bagaimana teman mengunggah foto jalan-jalan atau makanan enak, bekerja sesuai dengan mimpinya, berprestasi, punya badan yang bagus, dan sebagainya.
Melihat itu, kita barangkali merasa kehidupan orang lain lebih menyenangkan dan kita tidak seberuntung mereka. Ini membuat kita mudah tergelincir pada perasaan tidak percaya diri, cemas, kesepian, bahkan depresi, lantas tidak dengan sepenuhnya menjalani kehidupan kita sendiri.
Lantas, bagaimana menyeimbangkannya? Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of Social and Clinical Psychology, detoks media sosial dapat membantu. Detoks media sosial adalah jeda yang sengaja kita ambil dari kebiasaan konsumsi media sosial. Kita sendirilah yang menentukan apa saja yang ingin kita kurangi dan berapa lamanya.
Baca juga:
5 Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial
Jangan Jadikan Media Sosial Anda Celah Kejahatan Siber
Detoks ini juga termasuk misalnya menghapus aplikasi atau unfollow akun yang membuat kita meragukan nilai diri sendiri. Bisa juga kamu hanya mengurangi konsumsi jenis media sosial tertentu atau sama sekali rehat dari konsumsi media sosial selama 1 bulan. Cara lain, kamu mengurangi konsumsi media sosial sampai dengan waktu yang direkomendasikan, yaitu 30 menit sehari.
Mengurangi konsumsi media sosial sampai dengan hanya 30 menit per hari bisa meningkatkan kesehatan mental. Partisipan dalam riset ini melaporkan, perasaan kesepian dan depresi berkurang ketika mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk media sosial.
Namun, manfaat itu pun tidak langsung terasa dalam semalam. Dalam studi yang sama, didapati bahwa diperlukan sekitar 3 minggu bagi seseorang untuk mulai merasakan manfaat detoks media sosial.
Apakah kamu membutuhkan detoks media sosial? Cek tanda-tanda berikut. Kalau kamu mengalami satu atau lebih dari tanda-tanda ini, pertimbangkan untuk melakukan detoks.
1. Kamu selalu membandingkan
Apa yang diunggah orang-orang di media sosial biasanya adalah momen-momen menyenangkan atau hal-hal baik yang terjadi pada mereka. Namun, ini semestinya tidak membuatmu merasa tidak cukup atau tidak puas akan hidupmu sendiri.
Semua orang punya perjuangan dan masalahnya masing-masing. Ada yang bergulat dengan keharusan bekerja ekstra demi pendapatan yang memadai, kesedihan, kekerasan, trauma, perceraian, dan sebagainya, tetapi hal ini belum tentu tampak di media sosial. Jika kamu merasa kurang beruntung atau sedang kesulitan, ingat bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna.
2. Kamu terus menggulirkan linimasa tanpa menyadarinya
Media sosial memang bisa membuat nyaman. Namun, ketika jempolmu terus-terusan menggulirkan linimasa sampai tidak fokus pada sekitar, ini tanda kamu harus membatasi waktu konsumsi media sosialmu.
Cobalah tanya pasangan atau teman-temanmu, apakah kadang mereka merasa diabaikan karena kamu sibuk mengecek media sosial. Kalau jawabannya iya, ada yang mesti kamu ubah dalam pola konsumsi media sosial.
3. Kamu gampang merasa kesal atau cemas dengan informasi yang kamu akses
Dari kondisi politik sampai seseorang yang mengekspose kehidupan pribadinya secara berlebihan, kamu mendapati dirimu jadi gampang terganggu dengan apa yang tampak di linimasa. Mungkin kamu sampai kesal atau cemas karena terlalu banyak mengakses informasi negatif.
4. Kamu gelisah kalau tidak mengecek linimasa media sosial
Apakah tanganmu selalu gatal untuk membuka Instagram, mengecek Instastory, atau mengomentari sesuatu di Twitter? Itu tanda kamu mengalami kegelisahan karena tidak mengakses media sosial (separation anxiety).
5. Kamu sulit menikmati sesuatu tanpa mengunggahnya terlebih dahulu
Makanan, perjumpaan dengan teman, pemandangan elok, pernikahan teman, dan sebagainya. Hal pertama yang ingin kamu lakukan pada momen-momen menyenangkan adalah mengunggahnya ke media sosial terlebih dahulu. Lalu, kamu menghabiskan separuh soremu untuk mengecek seberapa banyak yang menyukai unggahanmu.
6. Media sosial adalah hal pertama yang kamu cek setelah bangun tidur dan menjelang tidur
Sebuah riset mendapati, 80 persen pengguna ponsel membuka ponselnya dalam 15 menit setelah bangun tidur. Apa yang kamu akses? Mungkin salah satunya media sosial. Kebiasaan ini juga berhubungan dengan meningkatnya stres dan kecemasan. Belum lagi, kalau ternyata kebiasaan pagi ini juga menyita waktu dan perhatianmu, sehingga pekerjaan lain tertunda. Mengecek ponsel sebelum tidur juga menstimulasi otakmu sehingga membuatmu lebih sulit terlelap.
Terkait dengan konsumsi media sosial, kita mesti lebih berkesadaran. Cek waktu yang kamu habiskan di media sosial dengan pengaturan di ponsel atau aplikasi tertentu. Identifikasi platform apa yang paling sering kamu gunakan. Kamu juga bisa menjadwalkan jam atau waktu khusus untuk mengakses media sosial sehingga konsumsimu lebih terkontrol.