Dalam membangun bisnis, kita akan memiliki brand atau nama produk yang akan kita jual. Katakanlah seseorang akan menjual fashion, termasuk baju dan aksesorinya, pemilik toko akan memberi nama tokonya untuk menarik pembeli.

Nama dari suatu usaha tersebut yang nantinya akan meningkatkan brand awareness dan membuat pembeli ingat akan produk tersebut.

Pembeli yang menyukai produk akan mengingat nama tokonya ataupun nama brand yang mereka beli. Contohnya McDonald, KFC, hingga Starbucks.

Hal tersebut menjadikan brand sebagai top of mind penting untuk dipertahankan seperti yang dibahas oleh Gufron Syarif dalam siniar CUAN episode “BISTRO: Mempertahankan Brand Sebagai Top of Mind” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANBrand.

Lantas, bagaimana cara agar seseorang dapat mempertahankan brand-nya? Merangkum dari Loomly, berikut ini, yang bisa dilakukan.

  1. Mendaftarkan nama brand

Dummies menjelaskan untuk membentengi merek dagang dari pesaing dan untuk melindunginya dari kerusakan akibat penyalahgunaan atau salah urus, kamu bisa mendaftarkan nama brand terlebih dahulu.

Daftarkan nama mereknya. Begitu kamu sudah memutuskan nama, simpan sebagai nama domain dan sebagai nama pengguna di jejaring sosial, seperti Instagram, TikTok, dan Twitter karena real estate online bergerak cepat. 

Kemudian ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendaftarkan nama tersebut ke entitas pemerintah daerah. Sebelum melakukannya, kamu bisa mencari informasi terlebih dahulu.

  1. Tingkatkan kualitas produk

Terkadang, mempertahankan merek hanya akan melibatkan sedikit penyesuaian pada produk atau layanan. 

Bisa dilihat dari contoh bagaimana Facebook dapat memperkenalkan fitur baru yang sederhana untuk melawan Google Plus. Dalam kasus lain, kamu mungkin harus lebih drastis dan melakukan perbaikan yang substansial untuk menangkal pesaing.

Namun, kamu harus berhati-hati untuk tidak terlalu banyak mengubah produk yang sudah ada atau kamu akan kehilangan pelanggan setia. Kamu bisa meningkatkan kualitas produk tanpa mengubah produknya.

  1. Sesuaikan harga produk yang dijual

Strategi pertahanan yang populer adalah menyesuaikan harga produk kamu. Namun, itu tidak berarti pengurangan harga. Kamu mungkin bisa melakukan hal-hal berikut ini.

  • Kurangi harga untuk menyamai atau mengalahkan pesaing baru.
  • Tingkatkan harga saat kamu ingin memosisikan diri sebagai opsi premium dan membuat pelanggan merasa istimewa. Misalnya untuk produk set atau produk premium baru yang dikeluarkan dari brand kamu.
  • Pertahankan harga produk kamu tetap sama, tetapi tambahkan nilai ekstra pada produk atau layanan dengan lebih banyak fitur dan manfaat.
  • Tawarkan model penetapan harga baru, seperti layanan jenis langganan.
  1. Beriklan

Strategi pertahanan klasik saat menghadapi pesaing baru adalah menggunakan iklan. Dan, biasanya, sebuah merek harus memiliki lebih banyak uang untuk diinvestasikan.

Saat kamu ingin mempertahankan merek dagang, tidak ada gunanya menjalankan kampanye untuk menyadarkan pembeli merek karena orang sudah tahu tentang merek kamu. Fokuskan iklan untuk menonjolkan kekuatan produk dan menargetkan kelemahan pesaing.

Kamu bisa beriklan di media sosial, seperti Instagram dan TikTok, dengan menggunakan fitur videonya.

  1. Aturan penggunaan merek

Jangan berasumsi bahwa orang-orang akan mengetahui cara menampilkan identitas merek kamu. Tulis pedoman yang mencakup bagaimana nama merek dan logo kamu harus muncul, persyaratan gaya ketik dan penyalinan, dan bagaimana merek dari produk kamu dapat direpresentasikan di situs media sosial.

Kamu bisa melihat contoh panduan penggunaan untuk merek yang sudah ada, cari “panduan gaya identitas merek” di internet. Untuk contoh pedoman penggunaan media sosial, kamu bisa melihat informasi selengkapnya pada situs terpercaya.

Dengarkan selengkapnya dalam siniar CUAN episode “BISTRO: Mempertahankan Brand Sebagai Top of Mind”.

Ikuti juga siniarnya di Spotify agar kamu tidak tertinggal informasi lainnya tentang keuangan dan bisnis.

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata