Tak hanya menawarkan keindahan estetika yang menghibur, seni lukisan ternyata juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan mengubah dunia. Karya luar biasa yang diciptakan manusia ini mampu menyajikan realitas dengan cara mempersepsikan ulang visi dan perspektif para penikmatnya.
Dilansir dari Evening Standard, Pablo Picasso, seorang seniman termasyhur asal Spanyol, pernah mengatakan, “Lukisan tidak diciptakan untuk mendekorasi apartemen; mereka adalah instrumen perang yang ofensif dan defensif terhadap musuh.”
Djoko Pekik, seorang pelukis legendaris asal Indonesia, juga kurang lebih senada dengan Picasso. Menurutnya, lukisan tidak hanya sekadar bernilai keindahan saja, tetapi sebagai medium untuk berbicara kepada masyarakat. Ia mengatakannya dalam siniar (podcast) Beginu episode “Berbahasa Lewat Lukisan yang Bau Terasi” di Spotify.
Perkataan Picasso dan Djoko sesungguhnya tidak hanya sekadar opini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lukisan-lukisan yang mampu merevolusi dunia dan bagaimana cara kita berpikir terhadapnya.
Lantas, apa saja contoh-contohnya?
Mona Lisa oleh Leonardo da Vinci
Mona Lisa, atau juga disebut Potret Lisa Gherardini, merupakan lukisan cat minyak yang dilukis oleh Leonardo da Vinci. Lukisan ini dilukis antara 1503ㅡ1519 ketika Leonardo sedang tinggal di Florence, Italia.
Lukisan ini menampilkan potret setengah badan dari seorang wanita yang dilatarbelakangi pemandangan lanskap. Dengan komposisi tiga perempat dan posisi wanita yang sebagian besar mengarah ke penonton, gaya dari lukisan ini menjadi lazim digunakan untuk foto hingga abad 21 kini.
Yang menjadi daya tarik dari lukisan ini adalah senyuman misterius sang wanita dalam lukisan. Selain itu, identitas asli dari wanita yang dilukis Leonardo ini juga menjadi tanda tanya, sebab ia tak pernah menjelaskannya hingga ajal menjemput.
Lukisan yang beberapa waktu lalu sempat menjadi sasaran vandalisme ini kerap disebut sebagai lukisan paling berpengaruh di dunia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lukisan, pop kultur, buku, hingga film yang mereferensikan Mona Lisa di dalamnya.
Dalam dunia seni rupa, lukisan ini juga disebut sebagai pembawa perubahan atas gaya seni Renaisans dan seni rupa pada umumnya.
Guernica oleh Pablo Picasso
Lukisan ini dibuat oleh Picasso sebagai respons atas pemboman Guernica, Spanyol, oleh Nazi Jerman dan Fasis Italia pada 1937. Ia berusaha merepresentasikan bahaya, penderitaan, dan kerusakan yang dihasilkan dari perang kepada umat manusia dalam Guernica ini.
Memilukan, abstrak, dan gelap bisa dikatakan adalah penafsiran dari lukisan yang menjadi simbol antiperang ini.
Berburu Celeng oleh Djoko Pekik
Dilansir dari KOMPAS.com, lukisan yang dibuat oleh Djoko Pekik ini berusaha menggambarkan keadaan pemimpin Indonesia pada era Orde Baru.
Sama halnya dengan lukisan-lukisan lain miliknya, Djoko berusaha menghadirkan kritik terhadap kondisi sosial dan politik Indonesia.
Kisah lengkap dari lukisan dan pergumulan hidup Djoko Pekik ini bisa coba kamu dengarkan melalui siniar Beginu bertajuk “Berbahasa Lewat Lukisan yang Bau Terasi” di Spotify.
Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi KOMPAS.com. Di sana, ia membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia lewat tokoh-tokoh yang inspiratif dan unik.
Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_djoko1.
Penulis: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama