Kokoh mengingat betul masa kecilnya. Ketika dia dan ibunya hidup dalam keterbatasan. Bahkan, dia hanya memiliki satu pasang baju sekolah yang dipakai-cuci setiap hari. Tangan tangkas sang ibu selalu berhasil membuat seragam sekolahnya senantiasa bersih dan siap dipakai keesokan harinya.