Sekelompok remaja di sebuah desadi Sleman, Yogyakarta, menggelar acara belajar memasak. Sebagai pemandunya, mereka mengundang juru masak hotel yang tak lain warga kampungnya sendiri.

Apa menu yang hendak dibuat? Mereka berembug dan memutuskan untuk menjajal membuat makanan yang unik, tetapi khas. Mereka akan membuat sushi, makanan orang Jepang. Mengapa? Salah satu remaja menjawab, “Kami kan ingin hal-hal baru. Ini adalah makanan yang mendunia.”

Kursus singkat memasak pun dimulai. Pemandu mengenalkan apa itu sushi, bahannya, dan peralatan yang dibutuhkan. “Kita akan membuat sushi maki atau sushi yang isinya dibungkus dengan nasi dan dilapisi nori. Isi sushi disebut neta dan nori adalah lembaran rumput laut,” pemandu memulai penjelasannya.

Karena isi sushi ini berasal dari beragam bahan, lanjut pemandu, dinamakan futomaki. Adapun nori dapat dibeli di supermarket dengan beberapa variasi ukuran. Pemandu juga mengenalkan peralatan yang diperlukan, yakni sudare (anyaman bambu) untuk menggulung sushi dan tak ketinggalan sebilah pisau.

Baca Juga: 9 Jenis Sushi yang Populer dan Lezat untuk Disantap

Para remaja tampak senang mengikuti kursus ini. Mereka belajar menanak nasi agar pulen, lalu mencampurnya dengan garam dan air cuka supaya lebih lengket dan terasa gurih. Mereka juga mencoba meracik neta dari potongan cabai, telur dadar, daging sapi rebus, dan filet ikan salmon. Ada pula yang menambahkan rajangan wortel, nanas, dan alpukat. Soal isi, semua peserta boleh bereksperimen sesuai selera.

Oleh pemandu, para remaja juga dikenalkan dengan wasabi atau penyedap berasa pedas dari Jepang. Selain itu, ada kecap asin atau murasaki. Sebelum disantap, sushi biasanya dicelupkan dulu ke dalam kecap asin ini. Tahap terakhir dari kursus singkat ini adalah berlatih cara memotong sushi dan menyajikannya.

“Apa yang bisa kita petik dari kursus ini?” tanya pemandu. Hidup itu penuh warna dan kejutan, jawabnya sendiri. Lihat, dalam sepotong sushi kita bisa temukan beragam bentuk “kehidupan”. Ada nasi yang berasal dari beras yang ditanam pak tani. Ada ikan dan rumput laut yang dipanen nelayan. Ada pula sayuran yang saban hari disirami oleh peladang agar tumbuh ranum.

Semua bahan berasal dari usaha manusia yang berbeda-beda, tetapi bersatu dalam harmoni (makanan) yang mampu menunjang kehidupan selanjutnya. Dalam sepotong sushi bisa juga kita temukan rasa segar, manis, hambar, dan asin. Namun, dengan lahap kita kunyah semuanya.

“Begitu pula dalam menjalani hidup, kita tak bisa memilih yang manis-manis saja, yang segar-segar saja. Yang asin dan hambar pun mesti kita terima dan santap dengan penuh rasa syukur. Semua akan terasa enak,” ucap pemandu. [TYS]

foto: shutterstock