Kesehatan pada saluran pernapasan sering kali diabaikan. Jika tidak dijaga, hidung akan menghirup jutaan kuman, virus, dan bakteri yang akan membahayakan kesehatan tubuh. Apa saja gangguan pada saluran pernapasan yang bisa menyerang tubuh?
TBC
TBC adalah salah satu jenis penyakit yang menginfeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit menular ini biasa menyerang saluran pernapasan atau paru-paru. Di negara-negara berkembang, TBC merupakan salah satu ancaman kematian kedua setelah HIV/AIDS.
Di Indonesia sendiri, tingkat penderita TBC diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Terkadang TBC paru sering kali dibilang flek paru karena jika dilihat dari foto dada atau rontgen terlihat flek-flek yang berwarna putih berkabut.
Oleh karena itu, tak ada salahnya jika Anda mengenakan masker jika berada di area publik yang padat. Maklum saja, cara penularan TBC paru ini melalui droplet atau titik embun udara yang dibatukkan penderita TBC. Pada saat batuk, droplet keluar bersama bakteri terhirup oleh orang sekitar atau lawan bicara. Kuman bakteri masuk ke paru-paru dan berkembang biak sehingga terjadi infeksi.
Asma
Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus. Gejala umum meliputi batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.
Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan. Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala, respons terhadap terapi pada kurun waktu tertentu, dan spirometri. Asma diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering gejala muncul, volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi. Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non-atopik (intrinsik), di mana atopi dikaitkan dengan predisposisi perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1.
Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Otak akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk. Batuk sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk akut dan batuk kronis. Keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang. Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). [AYA]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 15 April 2014
Foto Shutterstock.