Cepat lelah, pegal, dan kesemutan, apakah hal-hal ini terdengar akrab bagi Anda? Jika “ya”, jangan dianggap enteng dan dibiarkan begitu saja. Gangguan apa pun, meski terkesan remeh, sebenarnya merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang terjadi di dalam tubuh.
Kesemutan, misalnya, jarang sekali ada yang memperhatikan. Padahal, ada banyak hal yang bisa menjadi faktor penyebab kesemutan. Di antaranya, kurang gizi, saraf terjepit, tumor sumsum tulang belakang, migren, berkurangnya elastisitas pembuluh darah vena, bahkan bisa jadi merupakan gejala awal dari stroke.
Sementara itu, dilaporkan oleh Energy Times, sebuah studi baru menunjukkan adanya hubungan antara sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome/CFS) dengan ketidaknormalan pada tekanan darah. Namun, demikian laporan tersebut, hal tersebut masih bisa ditangani. Ketidaknormalan tersebut, menurut Journal of American Medial Association, menunjukkan gangguan pada tekanan darah yang disebut neurally mediated hypotension.
Pada studi yang dilakukan di Universitas John Hopkins, AS, 22 dari 23 responden (18 perempuan, 5 laki-laki, dengan usia sekitar 34 tahun) dengan CFS dan positif untuk neurally mediated hypotension, yakni kondisi di mana tekanan darah menurun drastis setelah berdiri terlalu lama atau berolahraga. Masalah bermula dari mekanisme di mana sistem saraf mengatur tekanan darah ketika tubuh sedang dalam posisi berdiri, sementara gravitasi menarik darah ke bawah, sehingga membuatnya berkumpul di bagian lengan dan kaki.
Biasanya, tubuh merespon kondisi tersebut dengan menyuruh jantung untuk memompa darah lebih keras, sehingga meningkatkan tekanan dan memastikan bahwa sirkulasi darah ke otak cukup. Akan tetapi, pada orang yang mengalami neurally mediated hypotension, otak salah menafsirkan tanda dari tubuh dan bereaksi justru dengan menurunkan tekanan darah yang sudah rendah.
Orang yang mengalami neurally mediated hypotension sukar dideteksi dengan pengujian tekanan darah biasa, karena hanya terjadi setelah berdiri tegak selama beberapa menit. Mereka biasanya dianjurkan untuk memperbaiki diet, antara lain dengan mengkonsumsi sodium yang lebih banyak.
Hal itu hanya menjadi salah satu contoh mengenai penyebab kelelahan. Makanya, jika tubuh mulai “berbicara”, sebaiknya Anda mencoba peka dan mencari tahu penyebabnya, agar tidak sampai menjadi lebih parah. [*]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 22 September 2000