Semakin mendekati hari raya, masyarakat juga akan sibuk melakukan bersih-bersih. Islam sangat menjunjung tinggi kebersihan. Bersih-bersih rumah jelang Lebaran sudah menjadi suatu tradisi. Di hari raya Idul Fitri yang berarti kembali suci, tidak hanya hati yang bersih melainkan juga rumah dan seisinya.
Umumnya tidak hanya membersihkan rumah. Sebagian masyarakat bahkan mengecat ulang rumah agar tampil lebih menarik pada hari raya. Jadi, tidak hanya penghuninya saja yang tampil menawan, rumah yang ditempati pun akan lebih sedap dipandang.
Tidak sedikit juga yang merenovasi sisi rumah tertentu, seperti atap ataupun pagar. Bagian rumah yang harus terlihat kinclong adalah ruang tamu dan dapur/ruang makan. Dua tempat yang akan menjadi pusat tamu berkumpul saat Lebaran.
Tradisi ini tetap dilestarikan, tujuannya agar tamu dapat singgah dengan nyaman saat berkunjung untuk mempererat tali silaturahmi. Jika rumah bersih dan cantik, maka anggota keluarga yang mudik ke kampung halaman juga akan merasa disambut dengan layak setelah lama tidak pulang ke rumah.
Bersih-bersih makam
Kegiatan bersih-bersih yang menjadi bagian dari tradisi, sebenarnya juga dilakukan sebelum Ramadhan tiba. Masyarakat Muslim di pulau Jawa khususnya Jawa Tengah tidak hanya membersihkan rumah menjelang Ramadhan. Mereka melakukan tradisi nyadran, yaitu bersih-bersih makam. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan.
Masyarakat yang melakukan tradisi nyadran meyakini bahwa membersihkan makam adalah simbol dari pembersihan diri. Bukan hanya hubungan manusia dengan Sang Pencipta, nyadran dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan leluhur.
Selama prosesi nyadran berlangsung dapat tercipta kerukunan serta hangatnya persaudaraan antarwarga. Tradisi ini telah dijaga sejak ratusan tahun lamanya dan masih kental dilakukan di pedesaan.
Baca juga:Â 5 Tips Menata Rumah untuk Sambut Lebaran