Dibutuhkan waktu 36 tahun untuk sekuel kedua Top Gun. Kini, keseruan aksi tempur di angkasa kembali ke layar lebar. Tentu saja dengan jagoan utamanya, Maverick.
Rasanya tidak berlebihan jika menyebut Top Gun sebagai salah satu film tentang penerbangan, lebih khusus lagi pesawat tempur, yang ikonis. Film tentang sekolah petempur udara terbaik AL AS ini melambungkan nama Tom Cruise sebagai pilot tangguh dengan nama kode Maverick.
Sekuel Top Gun ini masih berhubungan dengan kisah terdahulu. Selain Cruise, ada Val Kilmer yang kembali memerankan Iceman, rival Maverick pada film pertama.
Maverick, yang setelah 36 tahun masih menyandang pangkat kapten, mendapat tugas untuk mendidik sekumpulan pilot terbaik yang termasuk dalam Top Gun. Mereka dipersiapkan untuk sebuah misi amat berbahaya dan membutuhkan keterampilan terbang yang tidak main-main.
Tanpa dinyana, dalam kumpulan pilot tersebut, Maverick harus bertemu dengan Bradley Bradshaw alias Rooster. Ia tak lain adalah anak dari Nick Bradshaw alias Goose, teman baik sekaligus mitra Maverick yang tewas dalam misi pada film terdahulu.
Hantu masa lalu
Konflik utama pada Top Gun: Maverick berkisar pada “hantu masa lalu”. Jika pada film terdahulu, Maverick dihantui rasa bersalah akibat tewasnya Goose, kali ini sosok yang menghantui diwakili oleh Rooster.
Sementara itu, rivalitas di antara pilot terbaik Top Gun kembali mengemuka. Bedanya, jika sebelumnya Maverick menjadi salah satu pihak yang menjalani rivalitas, kali ini ia menjadi instruktur yang mengawasi rivalitas anak didiknya.
Bumbu percintaan tak ketinggalan, dengan subyek yang berbeda tentunya.
Singkatnya, berbagai hal yang membuat film terdahulu menarik dan tidak terlupakan, versi barunya tetap dapat dinikmati dalam film yang baru. Termasuk Maverick dengan jaket dan kacamata hitam yang melaju mengendarai sepeda motor.
Untuk pesawat tempur yang digunakan jika sebelumnya mengusung F-14A Tomcat, kali ini sudah lebih canggih menggunakan F/A-18 Hornet. Namun, Tomcat masih muncul, menguatkan kesan nostalgia film pertama.
Banyaknya referensi pada film terdahulu tidak membuat film baru ini sekadar reka ulang. Bagi yang akrab dengan Top Gun pertama, boleh jadi akan terobati kerinduannya dengan tampilan dan sentuhan yang lebih modern dan segar. Sedangkan bagi yang baru pertama menonton dan tidak memiliki referensi pada film terdahulu, Top Gun: Maverick bisa dinikmati sebagai film aksi di udara yang menantang dalam balutan kisah yang mengena.
Apalagi deretan pendukung film ini adalah nama-nama besar yang amat layak disimak.
Semua yang terbaik
Produser Jerry Bruckheimer menyebutkan, Top Gun: Maverick adalah hasil dari bagian-bagian dan orang-orangnya. Dan, film ini memiliki semua yang terbaik dalam kedua hal tersebut.
Hal-hal yang menjadi keunggulan pada film terdahulu, juga dapat ditemui pada film terbaru. “Film ini memiliki kisah, suasana, sentuhan, dan tampilan yang sepenuhnya memikat dan kebanyakan melanjutkan yang telah kami mulai pada film pertama,” tutur Bruckheimer.
Namun, tentu saja ada hal yang baru dan lebih unggul pada film kali ini. Menurut Bruckheimer, film terbaru ini menyajikan banyak adegan yang benar-benar diambil dari kokpit pesawat.
Untuk itu, totalitas Cruise patut diacungi jempol. Pada film terdahulu, ada banyak adegan dari sejumlah pemeran yang diambil langsung dari kokpit pesawat yang terbang mengangkasa. Namun, hanya adegan yang dibuat Cruise yang layak digunakan. Selebihnya tidak dapat digunakan karena pemerannya kurang latihan. Memang, jika bukan orang terlatih, tidak mudah berakting di dalam pesawat jet dengan kecepatan suara tanpa pingsan atau muntah.
Untuk Top Gun: Maverick, para pemeran termasuk Cruise benar-benar menjalani pelatihan ala militer untuk menerbangkan F/A-18 Hornet. Sutradara Joseph Kosinski meminta sejumlah kamera ditempatkan dalam kokpit, ada yang menyorot pada pemeran, ada yang mengarah ke depan pada pemandangan yang dilihat pilot.
Dengan demikian, kata Kosinski, penonton dapat merasakan pemandangan, kecepatan, dan gaya gravitasi secara autentik. Pengalaman visual ini menurutnya tidak mungkin dicapai apabila menggunakan tata suara atau efek visual. Tidak main-main, untuk mendapatkan kualitas gambar dan suara yang diinginkan saat mengangkasa, lebih dari 800 jam rekaman dibuat, melebihi rekaman dari gabungan ketiga film dalam trilogi The Lord of The Rings.
Secara keseluruhan, Maverick kian mengukuhkan posisi Top Gun sebagai film penerbangan yang ikonis. Bukan hanya ceritanya ciamik, sinematografinya juga sangat memuaskan. Memanjakan indera penglihatan dan pendengaran. Bagi penggemar Cruise dan film penerbangan, sudah pasti Top Gun: Maverick wajib ditonton. Film ini sudah dapat dinikmati di bioskop sejak hari ini, Selasa (24/5/2022).
Review overview
Summary
8Pilot tempur Maverick kembali beraksi, kali ini ia mendidik para pilot terbaik Top Gun untuk menjalani misi yang amat berbahaya.