Di balik selembar kertas yang tipis, ternyata tersimpan banyak orang hebat. Sebut saja Akira Yoshizawa (1911–2005) yang menciptakan model-model baru yang melahirkan perubahan besar dalam perkembangan origami. Ia menciptakan penggambaran sistemastis yang disebut juga diagram untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model sehingga dapat disebarluaskan dan dipahami orang awam, termasuk anak-anak. Sistem ini merupakan dasar dari Sistem Yoshizawa-Randlett yang kini lazim digunakan untuk instruksi lipat model origami. Umumnya, diagram diletakkan pada bagian belakang kemasan satu pak origami yang dijual di toko-toko.

Tokoh lainnya adalah Florence Maria Temko (20 Oktober 1921–12 November 2009) yang didaulat sebagai salah satu pelopor dalam menyebarkan origami di Amerika Serikat. Situs web origami-indonesia.com melansir, Temko begitu aktif mengikuti perkembangan origami di dunia dan tak segan-segan berkeliling dunia untuk memberikan pengajaran origami. Selain Jepang, negara-negara yang pernah dikunjunginya adalah Inggris, Spanyol, Italia, Perancis, Swiss, dan Belanda. Penulis puluhan buku tentang origami, kirigami, dan paper arts ini memiliki beragam koleksi yang tersimpan dalam situs web origami-resource-center.com.

Beruntung, regenerasi tidak terputus begitu saja. Jepang mampu melahirkan ahli origami yang terbilang muda, yaitu Satoshi Kamiya. Pria kelahiran Nagoya pada 6 Juni 1981 ini mulai belajar origami pada usia 2 tahun dan mulai serius menggelutinya pada masa remaja. Ciri khas dari desain origami Satoshi adalah menjunjung kompleksitas. Bayangkan, ia mampu menciptakan model seekor naga yang membutuhkan 275 langkah untuk membuatnya. Cukup rumit, bukan? [*/GPW]

noted: tokoh hebat di balik selembar kertas

foto: tagseoblog.com