Kuku yang bersih dan rapi tidak hanya terlihat indah, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan tubuh. Percaya atau tidak, tangan yang tidak bersih dengan kuku panjang yang juga kotor menjadi penyumbang kuman dan virus yang cukup besar bagi tubuh.
Belum lagi jika mereka memiliki kebiasaan menggigit kuku. Selain tampilan kuku akan terlihat jelek, hal ini akan membuat mulut terus-menerus berinteraksi dengan kuman atau virus. Jika saja mereka rajin mencuci tangan dan merawat kuku, kekhawatiran tersebut tak perlu terjadi.
Memiliki kuku yang indah dan bersih tak terlalu sulit dilakukan. Anda hanya perlu memotong kuku secara rutin dan tidak membiarkannya menjadi panjang, apalagi kotor. Gunakanlah pemotong kuku yang tajam agar tidak ada sisi kasar yang mengganggu.
Lanjutkan dengan pengikir untuk menghaluskan bagian sudutnya. Saat memotong kuku, jangan pernah menarik kuku yang separuh terpotong karena hanya akan merusak jaringan baru yang terbentuk dari kuku Anda.
Layaknya kulit, kuku juga memerlukan pelembab. Oleskan pelembab setiap kali Anda habis mencuci tangan untuk mendapatkan kuku yang sehat. Hindari pula kebiasaan menggigit kuku karena hanya akan merusak nail bed atau lapisan kulit yang berada di bawah kuku.
Selain itu, kebiasaan kurang baik ini tidak hanya membuat kuku terlihat tidak bagus, tetapi juga sama halnya dengan membiarkan bakteri atau jamur masuk ke dalam nail bed dan menimbulkan infeksi.
Untuk perawatan sehari-hari, biasakanlah untuk menyikat kuku, terutama bagian kuku kaki, dengan sikat gigi bekas yang telah diolesi sabun cair. Sikatlah dengan lembut bagian yang sering terkena debu, terutama bagian sela-sela kuku. Sesekali, tak ada salahnya Anda merendam kaki dengan air hangat.
Agar kuku tak mudah rapuh, sempatkan merendam kuku ke dalam minyak zaitun yang telah dihangatkan setidaknya sekali dalam seminggu. Beberapa orang juga menyarankan mengoles kuku dengan bawang putih yang dibelah agar kuku kuat. Tak hanya demi penampilan semata, kuku yang sehat juga mencerminkan kesehatan diri. Bagaimana dengan Anda? [AYA]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 Februari 2014