Selama ini, bekerja di bank merupakan impian sebagian besar orang. Citra yang terbentuk jika bekerja di bank adalah berpendapatan besar. Namun, tahukah Anda bahwa pekerja di bank memiliki tingkat stres yang sangat tinggi?
Fakta ini ditemukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) saat melakukan riset keluhan konsumen terhadap jasa keuangan. Pihak YLKI mengatakan, target besar yang diberikan perusahaan membuat karyawan bank mengaku cukup stres. Tingkat stres yang tinggi ini membuat karyawan, khususnya di bidang marketing, saling sikut untuk mencapai target.
Hal ini tentu tidak sehat, baik bagi perkembangan jiwa pekerja maupun kinerja bank itu sendiri. Contohnya, jika karyawan marketing tersebut pindah ke bank lain, dia akan melakukan segala macam cara untuk mengajak nasabah lamanya pindah ke tempat barunya. Si nasabah akan diajak untuk membuka rekening agar targetnya tercapai. Hasilnya, nasabah sebagai konsumen yang nantinya dirugikan.
Berdasarkan data, YLKI menerima keluhan konsumen jasa keuangan yang meningkat pada tiga tahun terakhir. Tercatat, YLKI menerima keluhan pelayanan jasa keuangan sebanyak 147 keluhan pada 2011, 174 keluhan pada 2012, dan 286 keluhan pada 2013. Jumlah tersebut disusul oleh keluhan pelayanan telekomunikasi sebesar 97 keluhan pada 2013.
Studi serupa juga pernah dilakukan UNI Global Union yang berbasis di Swiss. Bertajuk The Banking: The Human Crisis, survei tersebut menemukan lebih dari 80 persen perusahaan perbankan dan asuransi di 26 negara melaporkan memburuknya kesehatan karyawannya selama dua tahun terakhir.
Mengutip Reuters, penulis riset itu mengatakan, hampir setiap hari karyawan bank harus menghadapi nasabah yang marah karena hidupnya berantakan dan menyalahkan pihak bank. Melalui studi ini juga, kesehatan bankir dapat dilihat dalam cakupan yang lebih luas.
Karyawan bank level manajer biasanya akan lebih stres. Mereka takut akan kehilangan pekerjaan dan digantikan orang yang lebih muda karena tidak bisa mencapai target.Mereka juga khawatir terkena pemotongan gaji dan harus menyelesaikan kerja tim dengan staf yang lebih sedikit. [*/VTO]
foto: Tommy Budi Utomo