Saat ini, untuk terlihat bergaya, memadupadankan pakaian sesuai selera saja, belum cukup menguatkan tampilan yang atraktif. Kerap kali, Anda perlu untuk rutin mengintip tren mode terkini yang tak hanya mencakup model pakaian, tetapi juga warna dan motif. Dari sekian banyak motif pakaian, ada tiga motif yang selalu terlihat impresif dari masa ke masa dan menjadi favorit laki-laki dan perempuan. Ketiganya adalah motif garis-garis, herringbone, dan houndstooth.

1. Garis-garis

Dari sekian banyak motif pakaian, boleh dibilang yang paling jamak dikenakan adalah motif garis-garis. Motif tersebut banyak disukai semua orang karena simpel dan impresif.

Sebelum sepopuler sekarang, motif ini dulunya justru dianggap membawa aura negatif. Tepatnya, hal itu terjadi dimulai pada abad ke-13 di Perancis. Kala itu, terdapat insiden pembunuhan seorang tukang sepatu tanpa diketahui siapa pelakunya. Kebetulan, si korban ditemukan tak bernyawa dengan baju garis-garis.

Rumor mistis pun beredar bahwa ada keterkaitan kematian tukang sepatu dengan perbuatan setan. Akhirnya, baju garis-garis kala itu dilarang dipakai masyarakat umum, hanya dikhususkan untuk dipakai para tahanan.

Namun, setelah berabad-abad motif ini tidak dipakai banyak orang, akhirnya pada abad ke-18, terjadi terobosan segar. Tepatnya pada 27 Maret 1858,  Perancis menerapkan undang-undang yang menyebutkan bahwa seragam baru Angkatan Laut Perancis yang bertugas di wilayah Inggris adalah bergaris putih dan biru laut.

Sejak 1889, pabrik garmen pun mulai memproduksi secara massal untuk kebutuhan masyarakat luas. Corak garis-garis pun kian populer di mata orang Inggris sehingga motif itu dikenal dengan nama Breton Stripes.

Sejak menjadi tren di negara Inggris, motif garis-garis menjadi motif populer di berbagai negara. Corak segar dalam tampilan warna terang, makin memoles penampilan pemakainya.

2. Houndstooth

Selain garis-garis, motif houndstooth menjadi favorit para penikmat mode dunia. Motif ini tercipta dari dataran tinggi Skotlandia pada tahun 1800-an. Konon motif ini berasal dari luaran berbahan wol yang dikenakan gembala Skotlandia.

Pola ini berbentuk persegi empat runcing dan sedikit abstrak, berwarna hitam dan putih. Ketika pertama kali diciptakan sebenarnya bentuk houndstooth diambil dari bentuk gigi anjing gembala. Barulah pada perkembangannya, segi empat itu lebih kecil dan lebih banyak diaplikasikan.

Seiring bergulirnya waktu, houndstooth sempat “naik tahta” menjadi simbol kekayaan pemakainya pada era 1930-an. Barulah, setelah houndstooth semakin populer di masyarakat luas, motif ini menjadi lebih merakyat.

Awalnya, houndstooth diaplikasikan pada selendang dan rok hoop, kemudian merambah digunakan pada mantel dan jaket. Namun, kini motif itu dapat Anda temukan gaun, rok, scarf, topi, maupun tas.

Kini, houndstooth memasuki titian peraga (catwalk) karena menjadi motif favorit para desainer dunia. Sebut saja rumah mode Christian Dior, Chanel, Louis Vuitton, Emporio Armani, dan Moschino kerap menggunakan houndstooth dalam koleksi andalan mereka.

3. Herringbone

Foto-foto: Pinterest.com dan Shutterstock.com

Nah, satu lagi motif klasik yang terus digemari sepanjang waktu adalah herringbone. Pola tersebut sebenarnya sudah ada sejak zaman peradaban Romawi, kemudian dalam perkembangannya, diaplikasikan ke dalam motif kain yang populer di daratan Eropa.

Jika dilihat lebih detail, motif berbentuk huruf “V” dalam posisi zig-zag ini sebenarnya menyerupai kerangka ikan hering. Itulah sebabnya motif khas tersebut disebut herringbone.

Biasanya motif herringbone dapat dijumpai dalam kain wol, kain yang paling populer dijadikan bahan jas dan pakaian luar. Dan, kini, pakaian bermotif herringbone tampil elegan dan dapat dibenamkan ke dalam bahan pakaian nonwol.

Jika menyukai gaya klasik dan ingin terlihat modis, cobalah kenakan motif herringbone sebagai pemoles penampilan Anda.