“Waduh si Kakak telat bangun. Mana dia belum sarapan,” kalimat ini sering tercetus dari mulut para ibu yang anaknya terlambat bangun. Maklum saja, para ibu yang peduli pada pendidikan anak akan sibuk menyiapkan sarapan dan memastikan buah hatinya sudah menyantap makanan sebelum berangkat ke sekolah. Lalu apa kaitannya antara sarapan dan pendidikan anak?
Tanpa disadari, sarapan akan membuat anak lebih siap menerima pelajaran di sekolah. Maklum saja, sarapan pagi akan membantu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyuplai nutrisi gizi bagi tubuh.
Terlebih lagi bagi otak, setelah tidur malam selama 8 sampai 10 jam. Sarapan pastinya akan dapat mengisi kembali keperluan nutrisi yang habis sewaktu menjalankan aktivitas istirahat tidur malam. Oleh karena itu, kita membutuhkan sarapan yang sehat untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Dalam ilmu kesehatan, sepanjang kita tidur, otak akan mengonsumsi cadangan glukosa serta glikogen yang tersimpan di dalam tubuh untuk bekerja mengontrol organ lain. Ketika kita terbangun, jika dua nutrisi yang terdapat di dalam karbohidrat tersebut tidak segera terisi kembali, otak dapat mengambil cadangan lemak serta protein. Salah satu cara menggantinya adalah sarapan pagi.
Penjelasan singkat ini menjawab betapa pentingnya sarapan, terutama bagi anak, untuk lebih berkonsentrasi saat menerima pelajaran di sekolah. Dengan lebih berkonsentrasi, otomatis prestasi yang dicapainya pastinya akan lebih optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak sarapan.
Keluhan cepat sekali lelah saat beraktivitas di sekolah pun tidak akan terjadi. Hal ini sekaligus menjawab betapa ibu yang peduli pada pendidikan anak akan merasa risau jika bangun terlambat dan tidak sempat menyiapkan sarapan bagi sang buah hati.
Biasakan membawa bekal
Kekhawatiran sang ibu, terutama mereka yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya sangatlah beralasan. Kemacetan Jakarta dan sekitarnya yang kian menggila membuat banyak orang melewatkan sarapan. Maklum saja, demi mendapatkan sekolah yang berkualitas baik, sering kali anak harus menempuh berkilometer dan waktu yang tidak sebentar. Kalau tidak ingin terlambat sampai di sekolah, berangkat di pagi buta menjadi solusinya. Telat sedikit akan berakibat terlambat sampai di sekolah.
Kalau sudah begini, sarapan pun sering terlewatkan. Dikejar waktu dan macet di jalan bukan menjadi alasan yang tepat untuk meninggalkan sarapan. Terlebih lagi kita sangat menyadari bahwa sarapan akan memberikan suplai energi untuk memulai aktivitas sehari-hari, baik yang terkait dengan urusan sekolah maupun aktivitas lainnya. Padahal, jika para ibu bisa menyiasati, anak-anak tidak perlu melewatkan waktu sarapannya.
Solusi terbaik yang bisa dilakukan ibu adalah membiasakan anak membawa bekal makanan ke sekolah. Tidak hanya bekal makan siang, bahkan anak pun bisa membawa bekal sarapannya ke sekolah. Dengan membawa bekal sarapan, anak bisa menyantapnya selama berada dalam mobil jemputan.
Bekal yang praktis, tetapi sarat energi. Tinggal di Indonesia bukan berarti harus makan nasi dalam setiap waktu makan. Para ibu bisa menyiapkan roti lapis yang terdiri dari setangkup roti tawar yang telah dioles mentega, daging asap, selada, telur ayam ceplok, dan keju yang kemudian dilumuri mayones. Jangan lupa, susu segar untuk minumnya. Sehat, mengenyangkan, dan pastinya akan memberikan energi yang cukup bagi anak hingga siang hari.
Bahkan, para ibu bisa sekaligus menyiapkan makan siang anak dalam satu tas yang berisi beberapa kotak bekal. Makan siangnya bisa berisi berbagai menu makanan yang menjadi favoritnya. Bahkan, jika buah hati Anda suka akan makanan yang berkuah, para ibu tidak perlu khawatir lagi karena kini di pasaran banyak tersedia wadah makanan yang memberikan garansi tidak akan tumpah. Desainnya pun sangat unik dan cantik sehingga anak tidak akan malu jika harus membawanya ke sekolah.
Dengan membiasakan anak membawa bekal makanan ke sekolah, banyak hal positif yang bisa didapat, dari mencegah anak jajan di luar sekolah yang membahayakan kesehatan, lebih hemat dan pasti gizinya, serta yang pasti dapat mencegah timbulnya penyakit lambung. Dengan membawa bekal makanan ke sekolah, para ibu tidak perlu lagi takut jika perut anak kosong dan merangsang peningkatan asam lambung yang berakibat timbulnya penyakit maag.
Begitu banyak manfaat positif yang didapat dari sarapan. Dengan membawa bekal makanan ke sekolah, tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sarapan. Berapa pun jauhnya jarak tempuh dari rumah ke sekolah, pastikan anak telah menyantap sarapan sebelum pelajaran dimulai. Tunggu apa lagi para ibu? Ayo susun menu untuk sang buah hati sarapan. [AYA]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Juli 2014