Dikisahkan, selepas beraksi bersama Batman (Ben Affleck) dan Wonder Woman (Gal Gadot) menghentikan perampokan yang berujung pada hancurnya sebuah rumah sakit, Barry berkunjung ke rumah masa kecilnya.
Ia teringat akan ibunya Nora (Maribel Verdu) yang tewas terbunuh dan ayahnya Henry (Ron Livingston) yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan. Dipenuhi emosi tak terkendali, Barry kemudian berlari begitu cepatnya hingga akhirnya dapat memutar waktu kembali ke masa lalu.
Ia menceritakan kejadian yang ia alami kepada Batman. Meski dilarang Batman, Barry bersikeras kembali ke masa lalu untuk mencegah ibunya terbunuh. Tanpa ia sadari, tindakannya mengubah sejarah. Banyak hal menjadi tak terkendali dan mengancam Bumi pada lini masa yang ia datangi.
Barry pun berusaha menghubungi para pahlawan super yang ia kenali, termasuk akhirnya ia bertemu dengan versi lain dirinya yang belum memiliki kekuatan super. Berhasilkah Barry mencegah pembunuhan ibunya? Bagaimana pula dengan ancaman yang dihadapi Bumi pada lini masa yang ia datangi?
Semesta paralel
Semesta paralel dan beragam lini masa menjadi topik menarik yang diusung film-film pahlawan super terkini. Pengembangan kisah mengikuti gagasan semesta paralel memunculkan kemungkinan untuk menampilkan tokoh-tokoh dari berbagai lini masa.
Seperti halnya Spider-Man dari semesta Marvel yang “berhasil” mengumpulkan tiga pemeran berbeda dalam satu layar, kali ini pun tokoh Batman berkumpul. Selain Ben Affleck, pemeran Batman dari film-film terdahulu yaitu Michael Keaton dan George Clooney dihadirkan. Cerita pada film-film terdahulu dianggap sebagai lini masa yang berbeda.
Sementara itu, hadirnya dua Barry Allen sekaligus juga menjadi sisi lain yang menarik sebagai konsekuensi dari semesta paralel. Balutan humor membuat dua Barry terlibat dalam situasi kocak. Namun, pada kesempatan lain juga tak kalah mengusik emosi ketika berhubungan dengan orang yang dikasihi.
Ide tentang semesta paralel berikut semua konsekuensinya memang cukup menantang dan bisa diolah menjadi banyak alternatif kisah yang menarik. Termasuk di antaranya perjumpaan dengan sosok Kara Zor-el (Sasha Calle), sepupu Kal-el alias Superman, salah satu karakter utama pahlawan super pada semesta DC.
Adapun tokoh antagonis yang mengancam dunia kali ini adalah Jenderal Zod (Michael Shannon), penjahat dari Planet Kripton yang memburu Kal-el dan berakhir dengan tiba di Bumi. Terdapat persinggungan kisah antara lain dengan Man of Steel (2013) dan Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) seputar kedatangan Jenderal Zod dan kehancuran Bumi. Meski demikian, The Flash dengan jeli mengambil kepingan kisah dan konflik yang berbeda, yang semuanya terpusat pada pergumulan batin Barry. The Flash menjadi kisah tersendiri yang menarik disimak tanpa harus mengikuti kisah-kisah yang lain. Perenungan Barry menjadi pelajaran kita bersama bahwa jangan sekali-sekali mengubah sejarah, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dan apakah kita lebih menyukai perkembangan pada lini masa alternatif tersebut. Terlepas dari banyak pihak yang menyoroti seputar efek khusus yang dinilai banyak kelemahan, The Flash tetap menyajikan kisah pahlawan super dengan aksi menantang dan balutan kisah yang memikat. Penampilan Ezra Miller dan Michael Keaton juga patut diacungi jempol, demikian pula sosok Kara yang meski tak dominan tapi berhasil memberikan warna tersendiri. Bagi penggemar kisah pahlawan super, khususnya dari semesta DC, The Flash yang masih tayang di layar lebar Tanah Air tak boleh dilewatkan. 8The Flash berkisah tentang pahlawanan super yang menggunakan kekuatannya untuk kembali ke masa lalu dan mengubah sejarah.Review overview
Summary