Setelah pensiun menjadi agen rahasia pemerintah yang acap melakukan aksi-aksi tak terpuji, Robert terus bergumul dengan kehidupannya. Dihantui perbuatan masa lalu, ia lantas melakukan apa yang dianggapnya benar, meski berlawanan dengan hukum. Setelah aksi di sebuah lokasi terpencil di Pulau Sisilia, Italia, Robert terdampar dalam keadaan terluka parah di kota kecil Altamonte.
Beruntung ia diselamatkan oleh polisi lokal Gio Bonucci (Eugenio Mastrandea) dan dirawat dokter baik hati Enzo Arisio (Remo Girone). Dalam masa pemulihan dari luka yang diderita, Roberto mulai menikmati suasana kota tepi laut dekat Naples di selatan Italia tersebut.
Ketika mengetahui bahwa sekelompok mafia sadis di bawah pimpinan Vincent Quaranta (Andrea Scarduzio) mengintimidasi warga, Robert pun terusik. Ia kembali menempuh cara-cara lamanya untuk menegakkan kebenaran.
Mampukah ia melawan para mafia tersebut? Bagaimana nasib warga kota pada akhirnya?
Begitu mudah
Aksi main hakim sendiri, menegakkan kebenaran dalam gelap, selalu menjanjikan kisah yang menarik. Kisah tentang orang-orang yang tak berdaya dan hukum yang melempem pasti menyentuh emosi. Begitu pun dengan warga kota Altamonte yang indah. Penduduknya yang ramah dan hangat terhadap pendatang ternyata santapan empuk bagi mafia yang bengis.
Simak bagaimana kaki tangan Vincent dengan beringas memalaki seorang pedagang ikan. Atau, bagaimana mereka tanpa takut menculik putri polisi Gio sebagai bentuk peringatan, karena ia mencoba “mengutak-atik” jaringan mafia tersebut. Hukum seakan tak ada artinya, karena kaki tangan mafia ada di mana-mana.
Baca juga: The Equalizer 2 (2018), Pembalasan Dendam Sang Penyeimbang
Namun, dengan mudahnya Robert—yang belum lama terluka dan masih dalam masa pemulihan—mengalahkan kawanan mafia tersebut dalam satu gebrakan. Nyaris tanpa perlawanan. Penonton memang tahu bahwa ia berasal dari pasukan khusus yang memang dilatih cara-cara bertarung yang efektif. Tetap saja, semua terasa terlalu mudah bagi Robert.
Tak terlalu banyak adegan aksi yang diumbar. Robert memang bergerak dalam senyap. Dan itu menjadi suguhan tersendiri yang menarik. Penonton pasti senang melihat jagoannya bisa mengalahkan musuh, tetapi ketika terjadi dengan begitu mudah, terasa ada yang kurang pas.
Hal lain yang menarik adalah pergulatan batin Robert dengan masa lalunya. Bagi yang tidak mengikuti kisah-kisah terdahulu, The Equalizer (2014) dan The Equalizer 2 (2018), boleh jadi akan meraba-raba. Seperti dicantumkan pada material promosinya, edisi kali ini merupakan bagian terakhir. Namun, The Equalizer 3 tak banyak berbeda dengan seri-seri terdahulu. Robert masih menjadi seorang yang selalu galau dan menimbang-nimbang sebelum memutuskan untuk menolong orang yang ditemuinya. Perbedaan paling mencolok barangkali bahwa aksinya kini dilakukan jauh di negeri orang, di pulau sarang mafia, Sisilia. Sosok lain yang muncul kali ini adalah Emma Collins (Dakota Fanning), agen rahasia AS, yang menelusuri jejak Robert hingga ke Italia. Belakangan ternyata latar belakang Emma memiliki persinggungan dengan Robert, walau kisahnya tak didalami. Secara keseluruhan, The Equalizer 3 masih mengikuti jejak film-film pendahulunya dan menawarkan kisah baru yang menarik. Hanya saja, jangan berharap lebih untuk mendapatkan adegan aksi atau konflik berisi yang membuat film ini lebih menantang. The Equalizer 3 lebih cocok menjadi hiburan yang sedang ditonton tanpa harus mencengkeram kursi atau mengernyitkan dahi. Film ini kini dapat disaksikan di layar lebar Tanah Air. Jenis Film: Sutradara: Skenario: Produser: Pemeran: Durasi: Rilisan: Tayang perdana: 7Robert McCall (Denzel Washington) kembali beraksi, kali ini ia akan menghadapi mafia sadis yang mengganggu teman-temannya di Italia.
Aksi, Kriminal, Thriller
Antoine Fuqua
Richard Wenk
Antoine Fuqua, Denzel Washington, Clayton Townsend
Denzel Washington, Dakota Fanning, David Denman, Sonia Ammar, Eugenio Mastrandrea, Gaia Scodellaro, Andrea Scarduzio, Remo Girone
109 Menit
AS
30 Agustus 2023Review overview
Summary
