Di tengah pesatnya perkembangan musik modern, masih ada alat musik tradisional yang menyimpan nilai sejarah dan budaya tinggi. Salah satunya adalah tehyan, alat musik gesek khas Betawi yang menjadi saksi bisu akulturasi budaya antara Indonesia dan Tionghoa. 

Apa Itu Tehyan? 

Tehyan adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara digesek. Meski tak banyak dikenal masyarakat luas, kehadirannya memperkaya kesenian Betawi, terutama dalam pertunjukkan Gambang Kromong, Lenong Betawi, Tanjidor, hingga Ondel-Ondel. Suara khasnya mampu menciptakan suasana melankolis dan mengiringi berbagai ekspresi budaya masyarakat Betawi, mulai dari pesta hingga prosesi pemakaman. 

Tehyan bukanlah murni hasil budaya asli Indonesia, melainkan hasil akulturasi. Alat ini diadaptasi dari Erhu, alat musik gesek tradisional China. Masuknya budaya Tionghoa ke Indonesia pada abad ke-17 melalui Teluk Naga, Tangerang, membawa serta alat musik Erhu yang kemudian bertransformasi menjadi Tehyan berkat pengaruh lokal dan adaptasi bahan baku.

Keunikan tehyan bukan terletak pada bahan-bahannya yang alami. Tabung resonansi tehyan dibuat dari batok kelapa, jenis kelapa puyuh yang berbentuk lonjong dan kecil, yang menghasilkan suara khas yang nyaring dan lembut.

Bagian tubuh tehyan biasanya dibuat dari kayu berkualitas tinggi, seperti jati, sonokeling, ulin, hingga maple. Penggeseknya menggunakan bambu karena sifatnya yang lentur dan tidak mudah patah. Jika diamati sekilas, bentuk tehyan menyerupai gayung dari batok kelapa. 

Tehyan dalam Seni Pertunjukan Betawi

Dalam pertunjukkan ondel-ondel, alat musik ini menggantikan peran terompet dan dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional lain seperti gendang, kenong, kecrek, dan gong. Perannya tidak hanya sebagai pengiring, tetapi juga memperkuat identitas musik Betawi yang dinamis dan penuh makna historis.

Ternyata, tehyan bukan satu-satunya alat musik sejenis. Ia bagian dari satu keluarga alat musik gesek yang terdiri atas tiga jenis, yaitu:

  • sukong: berukuran paling besar, menghasilkan nada rendah (G), dan berfungsi sebagai bass. 
  • tehyan: ukuran sedang, nada menengah (A), berfungsi sebagai ritme. 
  • kongahyan: ukuran kecil, nada tinggi (D), berfungsi sebagai melodi. 

Pembagian peran ini menegaskan bahwa setiap alat memiliki kontribusi penting dalam menciptakan harmoni musik Betawi. 

Cara Memainkan

Meski terlihat sederhana, memainkan tehyan butuh teknik dan rasa. Berikut beberapa langkah dasar untuk memainkannya.

  1. Duduk tegak dan letakkan tehyan di paha kiri atau di tengah paha. 
  2. Sistem senar satu dan dua pada posisinya yang sesuai. 
  3. Pegang tehyan dengan tangan kiri tepat di bawah tali pinggang. 
  4. Tangan kanan memegang penggesek dengan jari tengah di dalam alat gesek.
  5. Gesek alat tepat di atas batok kelapa agar suara yang dihasilkan jernih dan nyaring. 

Alat musik gesek ini merupakan tangga nada diatonis, memungkinkan pemain menciptakan tujuh nada berbeda dalam satu oktaf. 

Tehyan adalah lebih sekadar dari alat musik, ia adalah cermin dari keragaman dan keterbukaan budaya Indonesia. Sayangnya, eksistensinya mulai tergeser oleh musik modern. Pelestariannya tidak hanya penting bagi dunia seni, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan proses panjang akulturasi budaya yang membentuk identitas kita hari ini.

Dengan mengenal dan mempelajarinya, kita turut menjaga kekayaan budaya yang tak ternilai, sebuah suara dari masa lalu yang layak untuk terus digaungkan di masa kini dan masa depan. 

Baca juga: Tips Hindari Depresi dengan Mendengarkan Musik