Mengikuti fashion yang sedang berkembang menjadi salah satu cara menghargai diri sendiri. Berpenampilan yang enak dilihat dan memilih gaya berpakaian yang sesuai dengan selera merupakan langkah-langkahnya. Mulai dari sepatu hingga tatanan rambut diperhatikan demi menunjang penampilan trendi yang enak dilihat dan siapa tahu dapat menjadi inspirasi bagi yang lain.

Jam tangan pun tak luput dari hal tersebut. Jam tangan tidak sekadar alat untuk menunjukkan waktu, tetapi juga difungsikan sebagai pelengkap gaya berpakaian Anda. Bahkan, kini, banyak orang yang ketika tidak menggunakan jam tangan membuat gaya berpakaian mereka terasa belum lengkap.

Mengingat fungsinya yang sangat pribadi, jam tangan pun hadir dengan berbagai tipe untuk memenuhi kebutuhan fashion yang diinginkan. Jam tangan juga menjadi perwakilan karakter seseorang. Jam tangan dipakai pula untuk menunjukkan kecintaan seseorang akan sesuatu hal. Seperti Arbutus, salah satu brand jam tangan asal New York, AS, yang mengajak para seniman muda Singapura berkreasi mendesain jam tangan ini untuk menjadi edisi spesial yang menawan.

Hal tersebut sehubungan dengan perayaan ulang tahun ke-50 Singapura yang disebut juga dengan perayaan Golden Jubilee. Sebanyak 13 jam tangan eksklusif dihadirkan oleh 7 orang siswa sekolah seni berbakat 10 Square @Orchard Central (10sg) dan dipamerkan pada acara Arbutus Art and the Art of Watch-making Watch Artisans di pusat perbelanjaan Vivocity, Singapura, pada 24 hingga 30 Agustus 2015 lalu. Kecintaan para siswa terhadap negerinya tergambarkan lewat pilihan ikon-ikon Singapura yang mereka goreskan ke dalam jam tangan ini secara hand painted.

Siswa-siswi yang terpilih untuk mendesain jam tangan edisi terbatas Arbutus adalah Wong Yi Ying (21) dengan ilustrasi Rochor Centre, Tea Jun Ren (15) dengan desain terinspirasi Gardens by the Bay dan Hotel Raffles yang klasik, Kang Joo Soon (18) dengan inspirasi area seputar Tiong Bahru, Tan Chong Hui-Charles (17) dengan desain koin klasik, Tan Wen Hao (17) yang terinspirasi legenda hewan naga dari komunitas Tionghoa di Singapura, Ng Hui Qi (17) dengan desain Victoria Theatre dan Concert Hall, serta Leong Jun Yi-Fernandez (22) yang sekaligus mendesain lima ilustrasi tempat ikonik di Singapura.

 

Berkreasi bersama

Kang Joo Soon (18) yang mengambil program studi diploma dalam bidang arts business management di Ngee Ann Polytechhnic, Singapura, merasa senang, “Saya merasa tersanjung saat ditawari untuk mendesain jam tangan Arbutus edisi terbatas ini. Untuk itu, saya memberikan desain terbaik saya lewat inspirasi area masa kecil (Tiong Bahru) yang saat ini sudah tampil lebih modern dan inspiratif.”

Tak berbeda jauh dengan Kang Joo Soon, Tan Chong Hui (17) menyampaikan kebanggaannya dapat berpartisipasi dalam kesempatan yang diberikan oleh Crsytal Time (S) Pte Ltd selaku distributor jam Arbutus dan Claude Bernard di Singapura. “Saya merasa bangga dapat berpartisipasi. Terlebih lagi dapat mengabadikan ikon-ikon ternama Singapura ke dalam sebuah jam tangan yang berkelas. Saya sangat berharap para seniman muda Singapura terus diberikan kesempatan untuk berkreasi, salah satunya dengan kerja sama semacam ini,” papar Tan Chong Hui.

Jam tangan karya siswa-siswi berbakat ini sangat unik dan hanya diproduksi satu jam tangan saja dari tiap desainnya. Hasil penjualannya pun akan didonasikan ke organisasi nonprofit 10 Square @Orchard Central (10sq) untuk membantu kaum muda berbakat dengan kondisi ekonomi kurang beruntung yang memiliki talenta dalam bidang seni.

“Kami dari tim Arbutus juga tertarik untuk membuat program yang sama di Indonesia. Khususnya di kota-kota yang memiliki apresiasi seni tinggi seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Kekayaan sejarah, budaya, dan karya seni Indonesia adalah harta yang tak ternilai harganya. Semoga dalam waktu dekat kami bisa mewujudkan program semacam ini,” ujar Brand Manager Crsytal Time (S) Pte Ltd Pamela Tan. [ACH]

noted: Tak Hanya sebagai Penunjuk Waktu

foto-foto: iklan kompas/achdiyati sumi