Film yang berdasarkan kejadian nyata ini mengikuti pengalaman Tim Ballard (Jim Caviezel), penegak hukum yang mendedikasikan dirinya untuk menolong anak-anak korban perbudakan seks.
Ketika berhasil meringkus seorang penyebar pornografi anak, Tim tertegun melihat para korban. Penelusuran lebih jauh membawanya bertemu dengan bocah asal Honduras, Miguel Aguilar (Lucas Avila), yang merupakan salah satu korban.
Baca juga: The Bricklayer, Tukang Bata yang Membereskan Masalah
Tim tersentuh oleh kisah Miguel dan bertekad untuk mencari kakak kandungnya yang masih dalam jeratan sindikat perdagangan orang. Pencarian Tim membuatnya harus berkelana ke Cartagena di Kolombia. Bahkan, ia harus menerobos jauh ke pedalaman daerah tak bertuan dan risiko berhadapan dengan kawanan bersenjata. Berhasilkah dia menemukan dan membebaskan kakaknya Miguel?
Kisah pilu yang sukses
Kisah yang diusung film ini bukanlah hal yang nyaman untuk ditonton. Kesan suram begitu kental. Boleh jadi yang menonton juga akan merasa marah, sedih, dan geregetan menyaksikan bocah-bocah cilik mengalami nasib pilu.
Seperti diutarakan Jim Caviezel, tak ubahnya upaya melawan perdagangan orang, untuk membuat film ini pun merupakan perjuangan tersendiri. Film ini dibuat dan selesai pada tahun 2018, namun butuh waktu sekira 5 tahun hingga dapat diputar.
Baca juga: The Beekeeper, Pembalasan Sang Peternak Lebah
Tim Ballard yang menjadi karakter utama film ini adalah sosok aktivis sosial anti perdagangan manusia melalui organisasi yang ia dirikan, Operation Underground Railroad (OUR). Ia secara pribadi meminta Caviezel menjadi pemeran dirinya karena terkesan dengan penampilan sang aktor dalam The Count of Monte Cristo (2002).
Meski membawa pesan kuat kemanusiaan melalui sebuah kisah pilu, nyatanya Sound of Freedom berhasil mendulang sukses komersial. Ketika dirilis pada pertengahan tahun lalu, film ini segera melejit dan menembus 10 besar film dengan penghasilan kotor terbesar di AS.
Perusahaan distributor film menggalang dana melalui crowdfunding untuk memasarkan film. Hanya dalam dua pekan, mereka berhasil mencapai target penggalangan dana sebesar 5 juta dollar AS.
Selain itu, mereka juga mendorong penonton membayari orang yang dianggap perlu menonton film ini melalui kampanye “pay it forward”. Caviezel sendiri yang menyampaikan pesan ini pada akhir film. Bahkan, tak kurang mantan sekaligus calon presiden AS Donald Trump mengadakan skrining film ini di klub pribadinya.
Terlepas dari sukses komersial yang dicatatkan Sound of Freedom, pesan yang diusung film ini memang begitu kuat dan relevan. Caviezel menyatakan bahwa korban perdagangan manusia dewasa ini jauh melebihi jumlah seluruh korban sepanjang sejarah. Walau data ini bisa diperdebatkan, namun faktanya perdagangan orang menjadi masalah yang amat serius karena jumlahnya cukup besar dan korbannya kebanyakan orang-orang yang lemah, seperti perempuan dan anak-anak.
Sound of Freedom kini sedang diputar di bioskop Tanah Air. Bagi yang tertarik pada isu perdagangan manusia dan ketimpangan sosial, film ini amat menarik dan memiliki pesan kuat untuk peduli pada nasib para korban. Jangan sampai terlewatkan.
Review overview
Summary
8Kisah tentang penegak hukum yang tergerak oleh nasib pilu korban pedagangan manusia. Ia pun memutuskan mendedikasikan diri untuk menolong para korban.