Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan menjelang dua tahun melahirkan banyak kisah. Sebagian besar tentu bukan kisah yang menyenangkan. Malah kebanyakan tragedi yang menyisakan trauma. Namun, di sela-sela kepiluan, ada saja terselip kisah cinta manis bagi orang-orang tertentu.
Songbird berada di antara segelintir kisah tersebut. Film keluaran 2020 ini bercerita tentang dunia distopian empat tahun setelah virus korona merebak. Virus tersebut bermutasi menjadi Covid-23 yang jauh lebih mematikan.
Dunia digambarkan mengalami karantina ketat (lockdown). Di AS, mereka yang terinfeksi dipaksa untuk dibawa ke tempat karantina yang disebut Zona-Q. Mereka yang masuk ke situ nyaris mustahil keluar karena dijaga amat ketat.
Hanya orang-orang tertentu yang sudah kebal terhadap virus yang bebas bepergian. Termasuk salah satunya Nico (KJ Apa), seorang kurir yang wara-wiri kian kemari di tengah kota Los Angeles yang nyaris seperti kota mati.
Nico kemudian berkenalan dengan seorang seniman muda bernama Sara (Sofia Carson), yang tinggal bersama neneknya. Hubungan mereka kemudian berlanjut menjadi hubungan romantis, walau situasi tidak memungkinkan mereka bertemu secara fisik. Mereka pun mulai membangun kisah cintanya.
Saat nenek Sara terinfeksi, hubungan mereka yang sudah berjarak terancam putus untuk selamanya. Nico pun berusaha melakukan apa saja demi menyelamatkan hubungannya dengan Sara.
Kisah cinta yang menuai kritik
Songbird termasuk salah satu film pertama yang dibuat setelah merebaknya Covid-19. Terinspirasi pandemi dan situasi lockdown, kisah cinta yang ditawarkan Songbird boleh jadi hanya merupakan satu lagi kisah romantis dengan latar belakang situasi terkini.
Hanya saja, karena pandemi bukanlah situasi yang biasa saja, melainkan tragedi yang merenggut banyak jiwa, tak urung film ini menuai banyak kritik. Selain dianggap tidak peka, dramatisasi pandemi yang dihadirkan dianggap terlalu berlebihan dan menakut-nakuti publik.
Andai saja film ini keluar pada situasi normal, barangkali latar belakang tersebut dianggap sebagai gimmick belaka. Namun, ketika banyak orang sedang panik, trauma, dan dihantui situasi pandemi, tema seperti ini jelas dianggap tidak sensitif.
Nyaris tidak ada kejutan berarti dari sisi cerita. Songbird tak lebih dari sebuah kisah cinta dengan latar belakang situasi pandemi.
Barangkali yang menarik adalah penggambaran tentang situasi pandemi. Bagi kita yang pernah merasakan pembatasan sosial secara ketat, boleh jadi dapat merasa terhubung dengan situasi yang dialami para tokoh. Terutama dalam soal menjalani suatu kisah cinta.
Selain kisah cinta, Songbird juga mencoba menghadirkan realitas kelam di balik sebuah tragedi. Di tengah situasi yang nyaris tanpa harapan, ada saja orang-orang tertentu yang mencari kesempatan dengan mempermainkan hukum dan kekuasaan. Salah satunya sosok pejabat bagian sanitasi Los Angeles Emmett Harland, yang dengan gemilang diperankan Peter Stormare.
Ada pula karakter Piper Griffin, yang diperankan aktris kawakan Demi Moore. Ia menjadi pengusaha yang meraup keuntungan dari penjualan gelang penanda kekebalan.
Sementara itu, ada kisah tentang orang-orang kecil yang sudah tidak berdaya, tetapi masih harus diinjak-injak oleh mereka yang lebih kuasa. Menarik pula menyimak upaya berbagai orang untuk bertahan hidup di tengah pandemi.
Secara keseluruhan, Songbird merupakan drama kisah cinta yang menarik untuk ditonton. Pada masanya nanti, film ini juga akan menjadi salah satu dokumentasi, meski dengan dramatisasi, tentang situasi saat pandemi. Anda dapat menonton film ini di teater terdekat dan pastikan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan demi keamanan bersama.
Baca juga :Â Jangan Sendirian, Teror Horor Sepanjang Film
Review overview
Summary
7Songbird termasuk salah satu film pertama yang dibuat setelah merebaknya Covid-19, mengangkat kisah cinta di tengah pandemi dan situasi lockdown.