Senyum sejatinya ekspresi wajah yang menunjukkan perasaan positif dan menyenangkan. Namun, senyuman bisa menjadi mengerikan ketika disertai perilaku yang tidak semestinya. Dengan cara itu, senyum menjelma menjadi pemandangan horor yang sulit dilupakan.

Itulah yang dialami Rose (Sosie Bacon). Sebagai dokter ahli jiwa, menghadapi pasien-pasien yang berperilaku tidak lazim sebenarnya bukan hal baru bagi Rose. Ia kerap berhadapan dengan pasien yang mengaku melihat atau mendengar sesuatu yang tidak dilihat atau didengar orang lain.

Suatu kali, Rose sudah hendak beranjak pulang ketika mendadak ada pasien yang harus ditangani. Meski sudah melewati hari kerja yang panjang dan melelahkan, ia mengira tambahan pasien di ujung hari tak akan beda dengan pasien-pasien lain.

Pasien bernama Laura (Caitlin Stasey) tersebut mengaku melihat sosok yang menakutkan. Lalu terjadilah hal yang tidak terduga. Sejurus setelah histeris ketakutan, Laura tersenyum, lalu bunuh diri.

Usai kejadian tersebut, Rose mulai mengalami hal-hal yang tidak terjelaskan akal sehat. Sejawatnya menduga ia terlalu keras bekerja dan butuh istirahat. Namun, Rose merasa ada sesuatu yang lain dari peristiwa yang ia saksikan.

Smile

Rose berjuang menyelamatkan diri dengan mencari tahu hal yang sedang ia hadapi. Ia juga harus bergumul dengan masa lalunya, yang diduga berhubungan dengan berbagai hal aneh yang ia alami. Mampukah Rose menguak misteri di balik senyum yang mengerikan tersebut?

Horor yang intens

Smile merupakan film horor psikologis yang mencekam. Film ini dikembangkan sang sutradara yang merangkap penulis cerita Parker Finn dari film pendek karyanya sendiri yang bertajuk Laura Hasn’t Slept. Film itu berkisah tentang seorang perempuan yang mencari pertolongan dari ahli jiwa terkait mimpi-mimpi buruk yang ia alami.

Sejak adegan awal, suasana kelam sudah hadir. Lalu, sepanjang film, mengikuti apa yang dialami Rose, penonton terus diteror. Penonton dibuat merasa tidak nyaman dengan berbagai cara, antara lain tangkapan layar yang terbalik, juga berbagai ekspresi para pemeran yang kerap dihadirkan secara close-up. Berbagai adegan juga ditampilkan lebih untuk menghadirkan suasana perasaan tertentu ketimbang menggambarkan kejadian.

Menampilkan karakter seorang dokter ahli jiwa menjadi siasat Parker Finn untuk kian menguatkan bahwa hal-hal yang terjadi memang luar nalar. Dengan pengetahuan profesionalnya, Rose semestinya dapat menjelaskan setiap persoalan yang dihadapi mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Toh, ia tidak berdaya untuk menjelaskan pengalamannya sendiri. Ia menjadi frustrasi ketika semua orang tidak percaya apa yang dilihatnya.

Smile

Kisah dalam film sepanjang dua jam kurang lima menit ini begitu beragam. Mulai dari konflik di dunia kerja, baik dengan atasan maupun pasien. Ada pula konflik dengan pasangan, lalu dengan saudara sekandung yang telah berkeluarga. Tak ketinggalan konflik dengan seseorang yang memililiki hubungan khusus di masa lalu dan kini berprofesi sebagai polisi.

Rose menjadi pusat cerita. Ia menjadi seorang dokter yang menganalisis kondisi pasien. Ia juga menjadi layaknya detektif yang berupaya menguak misteri tewasnya pasien. Di sisi lain, ternyata ia juga pesakitan yang berjuang mengatasi trauma masa lalu.

Berbagai konflik tersebut dirajut dalam cerita yang mengalir tanpa pengulangan. Semua senada menghadirkan suasana kelam dan tidak nyaman. Semua terfokus pada pergumulan berat yang dihadapi Rose.

Dalam ketidaknyamanan yang mencekam, penonton Smile terus menebak-nebak akhir dari kisah ini. Dengan cerita yang solid dan horor yang intens, Smile sejauh ini menjadi salah satu film terbaik di genre ini, yang akan menyita perhatian Anda dari awal hingga akhir. Tak berlebihan untuk menyebut Smile sebagai tontonan wajib bagi penggemar horor dan misteri.

Jenis Film:
Horor, Misteri, Thriller

Sutradara:
Parker Finn

Skenario:
Parker Finn

Produser:
Marty Bowen, Wyck Godfrey, Isaac Klausner, Robert Salerno

Pemeran:
Kyle Gallner, Sosie Bacon, Kal Penn, Jessie T. Usher, Caitlin Stasey, Judy Reyes, Rob Morgan, Gillian Zinser, Kevin Keppy, Dora Kiss

Durasi:
155 Menit

Rilisan:
AS

Tayang perdana:
September 2022

Review overview

Overall8

Summary

8Smile, kisah horor seorang dokter ahli jiwa yang menghadapi berbagai peristiwa aneh usai pasiennya bunuh diri setelah tersenyum.