“Dia sudah banyak makan asam-garam kehidupan ini,” begitu kita sering berkata untuk menyebut orang yang sudah berpengalaman. Mengapa ‘garam’? Pasalnya, garam merupakan bagian tak terpisahkan dari makanan sehari-hari, apa pun jenisnya makanan tersebut. Alhasil, jika orang tersebut sudah lama hidup, dapat dibayangkan berapa banyak garam yang sudah ia konsumsi.
Garam memiliki rasa asin. Masakan yang tidak diberi garam akan terasa hambar dan tidak enak. Selain itu, garam juga membantu meningkatkan rasa sehingga masakan secara keseluruhan semakin sedap. Garam juga membuat pekerjaan di dapur menjadi lebih mudah, dengan menurunkan titik didih air sehingga membantu masuknya panas ke dalam makanan yang sedang dimasak.
Sekitar 6.000-8.000 tahun yang lalu, para leluhur manusia mulai meninggalkan pola hidup berburu dan mengambil hasil tumbuh-tumbuhan di hutan. Sebagai gantinya, mereka mulai bercocok tanam dan memelihara binatang peliharaan. Pada musim dingin, mereka harus menyimpan persediaan makanan agar tidak kelaparan. Nah, garam dipakai sebagai salah satu cara mengawetkan makanan.
Dalam kehidupan modern, mengkonsumsi makanan yang sudah diproses atau diawetkan sangat lazim. Kesibukan kerja dan pola hidup serba praktis membuat makanan yang diawetkan menjadi solusi yang tepat. Jangan heran jika di negara-negara maju, hampir mustahil Anda mempersiapkan makanan di rumah tanpa menggunakan salah satu makanan yang diawetkan. Dan lagi-lagi garam banyak dipergunakan.
Garam dan penderita darah tinggi
Garam juga diketahui memiliki manfaat kesehatan, misalnya garam beryodium yang dianjurkan untuk membantu mencegah penyakit gondok. Namun, ada juga gangguan kesehatan yang justru menganjurkan pengurangan konsumsi garam, misalnya gangguan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Konsumsi garam rata-rata yang dianjurkan oleh American Heart Association (AHA) tidak lebih dari 6 gram per hari. Namun, menurut Komite Nutrisi AHA dalam sebuah laporannya, untuk penderita darah tinggi dianjurkan untuk mengurangi masukan garam lebih banyak daripada yang direkomendasikan oleh dokter mereka. Sebagai tambahan, komite juga menganjurkan untuk menjaga berat badan dan mencegah minum-minuman beralkohol lebih dari dua kali per hari. [ACA]
Foto: shutterstock.