Berawal dari titik, halusnya goresan canting pada kain yang dipadu dengan warna-warna indah secara sempurna mengisi tiap ruang desain kain panjang. Batik, begitulah kita menyebut kain panjang dengan desain indah warisan nenek moyang yang membuat nama Indonesia lebih dikenal dan dihargai dunia.

Ada banyak definisi tentang batik. Sebagian kalangan percaya bahwa batik berasal dari kata amba dan tik yang artinya menulis atau melukis titik. Namun, tidak sedikit pula kalangan yang mengatakan bahwa batik dalam bahasa Jawa memiliki arti sebagai pekerjaan membuat titik.

Terlepas dari definisinya, ada banyak pilihan batik berdasarkan proses pembuatannya, di antaranya tulis, cap, dan batik cetak. Kesemuanya tampak serasi jika disandingkan dengan selembar kain dalam balutan busana. Yang jelas, batik merupakan sebuah karya seni dan bentuk ekspresi keindahan dari dalam jiwa manusia. Bahkan, boleh dibilang, semua elemen dari batik memiliki filosofi tersendiri dan simbol dari beragam makna.

Jelas sekali dibutuhkan kemampuan, kecakapan, dan kepiawaian dalam menggambar motif atau bahkan memadupadankan kain batik dalam desain sebuah busana agar tampak apik dan serasi.

Mila Meiliasari yang akrab disapa Mei adalah salah satu desainer muda yang dalam setiap rancangannya memanfaatkan corak tekstil khas Indonesia, khususnya batik.

Selain unik dan manis, rancangan desain yang dikhususkan untuk busana muslim ini memberikan kesan yang eksklusif dengan jumlah yang terbatas. Menggunakan label Zuikaffah, Mei hanya menghadirkan satu set busana untuk satu ukuran, yaitu S, M, L, XL, dan XXL. “Ini kami lakukan untuk menjaga eksklusivitas dalam setiap rancangan kami. Dengan begitu, kami berharap setiap perempuan yang mengenakan Zuikaffah merasa istimewa,” ujar Mei saat peresmian butiknya di Jakarta belum lama ini.

Sebelum meresmikan butik miliknya, busana-busana rancangan Mei ditawarkan secara daring melalui berbagai media sosial. Minat konsumen yang tinggi akhirnya membuat Mei memutuskan membuka butik di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tujuannya tentu saja agar para pembeli dapat merasakan langsung busana-busana yang dirancangnya.

Pembukaan butik Zuikaffah beberapa waktu lalu diramaikan pula dengan trunk show dari koleksi berjudul “Mungaran”. Kata Mungaran diambil dari bahasa Sunda yang berarti sesuatu yang baru. Maklum saja, dalam desain koleksi Mungaran, Mei memadukan corak-corak atau motif bahan yang jarang dipadukan dengan batik. Salah satunya dengan memadukan motif persegi dengan batik pekalongan bermotif bunga. Sungguh sebuah koleksi yang unik, tetapi tetap manis ketika dikenakan.

Kesan chic yang ingin ditampilkan dalam rangkaian koleksi berlabel Zuikaffah berhasil disampaikan tanpa mengurangi nilai estetika busana muslim dan tentu saja kenyamanan. Kesemuanya terlihat jelas dalam hal pemilihan bahan, bentuk, maupun potongannya. Hal ini tentu saja menjadi perhatian, mengingat busana muslim tidak hanya dituntut tampil cantik, tetapi juga harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh agama dalam hal berbusana, yaitu menutup aurat, tidak tipis, dan tidak menampakkan bentuk tubuh. Walaupun begitu, busana ready to wear yang ditawarkan bisa dikenakan dalam berbagai kesempatan, baik dalam acara santai maupun kesempatan yang istimewa. Anda tertarik? [AYA]

noted: Sentuhan Batik dalam Balutan Busana Muslim